Pages

Menelusuri Sejarah Sinetron

Bila kita perhatikan samapai sekarang program sinetron masih menjadi acara favorit para pemirsa televisi terlebih bagi para kaum wanita atau Ibu-ibu.Itu dapat terlihat dari acara-acara televisi-televisi masih di jejali dengan film cerita bersambung ini.Namun apakah anda sudah mengetahui bagaimana sejarah bisa terlahir sebuah sinetron yang sekarang menghiasi layar kaca kita itu .Yuk kita telusuri!!!

Dalam bahasa Inggris, sinetron berarti soap opera alias opera sabun. Cikal bakalnya adalah siaran drama berseri di radio- radio Amerika pada sekitar tahun 1930-an. Para pendengar radio yang kebanyakan ibu- ibu rumah tangga, biasa mendengarkan drama berseri itu sembari membersihkan rumah. Peluang ini ditangkap oleh para pemasang iklan di radio untuk mempromosikan produk perusahaan mereka berupa deterjen dan produk- produk pembersih di sela- sela siaran drama berseri.  Selanjutnya, ketika  era radio berganti menjadi televisi pada tahun 1950, siaran drama berseri ini dilanjutkan ke televisi namun nama ‘opera sabun’ tetap terpakai.
Di Indonesia, istilah sinetron pertama kali dicetuskan oleh Bapak Soemardjono, salah satu pendiri Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Tak banyak yang mengetahui jika sinetron adalah kepanjangan dari Sinema Elektronik.  Disebut demikian, sebab sinetron adalah sebuah tayangan sinema (film) berseri yang ditonton melalui media elektronik (baca : TV).  Sinetron berbeda dengan film. Sinetron adalah sebuah tayangan berseri yang dibuat (bisa) sampai berpuluh- puluh episode sementara Film adalah sebuah tayangan lepas serta berdurasi pendek.
Ditelusuri dari sejarahnya, booming sinetron di Indonesia muncul pada tahun 90-an.  Pada waktu itu tv swasta baru bermunculan di Indonesia. RCTI adalah stasiun tv swasta pertama di Indonesia, sebelumnya stasiun tv yang mengudara hanya satu, yaitu TVRI, milik pemerintah Republik Indonesia.




Pelopor sinetron pertama yang hadir di layar kaca adalah Losmen, drama serial produksi TVRI pada tahun 80-an. Losmen bercerita tentang kehidupan sehari- hari keluarga Pak Broto yang mengelola penginapan losmen. Drama ini dibintangi oleh aktor dan aktris senior seperti Dewi Yull, Mieke Wijaya dan Mathias Muchus.  Uniknya, berbeda dengan sinetron jaman sekarang yang penayangannya setiap hari, drama Losmen ditayangkan sebulan sekali karena jam siaran TVRI yang masih terbatas. Jadi, untuk menonton episode selanjutnya harus menunggu bulan berikutnya.  Meskipun demikian, istilah sinetron baru digunakan pada drama berseri Jendela Rumah Kita (1989).



Perkembangan Sinetron
Sepanjang tahun 90-an, istilah sinetron mulai banyak digunakan. Tayangan sinetron pun mulai membanjiri saluran tv swasta. Sebutlah diantaranya Lenong Rumpi, Si Cemplon, Si Doel Anak Sekolahan dan masih banyak lainnya. Diantara sinetron- sinetron yang ada pada masa itu, Si Doel Anak Sekolahan adalah sinetron paling populer dan mendapat tempat di hati masyarakat. Buktinya, sinetron Si Doel dibuat hingga beberapa sekuel.  Pemeran utamanya adalah Rano Karno, bintang film tahun 80-an.
Memasuki tahun 1995 hingga 1998, tema sinetron sedikit bergeser. Para sutradara membuat sinetron yang diadaptasi dari film layar lebar tahun 80-an, misalnya Lupus, Olga dan Catatan Si Boy. Di era ini pula, sinetron dari negeri latin alias telenovela membanjiri layar kaca Indonesia. Diantara yang populer adalah Maria Mercedes yang melambungkan nama pemainnya, Thalia.



Berikutnya di tahun 1998, Multivision Plus sebagai salah satu perusahaan pembuat film / Production House di Indonesia, membuat sinetron Tersanjung. Sinetron ini adalah sinetron terpanjang yang pernah dibuat, terdiri dari 356 episode yang dibagi beberapa sekuel. (Terakhir, sinetron terpanjang adalah Cinta Fitri yang sudah 5 sesion).  Pada masa ini, tema sinetron kembali berubah. Kebanyakan sinetron yang diproduksi merupakan adaptasi dari novel- novel terkenal seperti Karmila.



Era Millenium, yang ditandai pergantian tahun dari 1999 ke 2000 menjadi puncak bagi dunia sinetron Indonesia.  Tema sinetron lebih beragam, mulai dari horor sampai kehidupan masyarakat Jakarta.  Hingga kini terdapat beberapa pembagian jenis sinetron misalnya : sinetron religi ( agama ), sinetron komedi,  sinetron horor, sinetron dewasa, sinetron remaja dan sinetron anak.
Sinetron menuai kritik
Tujuan sinetron yang bertumpu pada tujuan komersil membuat jengah banyak kalangan. Selain cerita yang tidak mendidik, sinetron telah menjerumuskan masyarakat kita pada bunga-bunga mimpi. Masyarakat tidak dididik untuk kritis namun justru dididik untuk menjadi pemalas. Berikut beberapa point-point kritik terhadap sinetron yang terdapat di wikipedia.or.id :
1.Keluarga Berada
Kritik terhadap tema ini datang dari pandangan bahwa konflik yang terjadi dalam suatu keluarga berasal dari kebencian mendalam yang berlarut-larut. Dalam beberapa sinetron, konflik akibat kebencian tersebut bahkan mencapai puluhan tahun.
Akibat konflik yang berlarut-larut tersebut, sinetron dengan latar keluarga berada biasanya banyak memuat redudansi (berulang-ulang) cerita.
2.Religius
Kritik terhadap sinetron yang mengangkat tema religi biasanya berpusat pada cerita sinetron yang dianggap terlalu mendogmakan ajaran agama daripada pesan-pesan moral yang lebih mengena dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mistis
Sinetron mistis memuat cerita yang kental dengan unsur mistis dan mengabaikan logika penonton. Pengkritik sinetron ini biasanya menyoroti cerita yang dianggap merendahkan ajaran agama. Sementara pengkritik lain mengangkat kualitas cerita yang umumnya rendah.



Penonton setia sinetron dan wajah negri ini
Sinetron kita ataupun luar negri tak jauh beda. Wajah perempuan mendominasi disana. Mulai dari judul, kisah, iklan, sampai peruntukkan. Yup, sinetron kita diperuntukkan kepada kaum hawa. Yang artinya perempuan disini menjadi konsumen sinetron itu sendiri. Dengan tingkat perekonomian Indonesia sebagai negara berkembang yang rendah, sinetron menjadi alternatif hiburan yang murah dan mudah. Tanpa perlu memakai tv berlangganan atau mengeluarkan sejumlah uang seperti menonton film di bioskop.
Sinetron yang dikonsumsi oleh kebanyakan perempuan menjadikan kapitalis hidup subur dengan mengantongi uang hasil dari iklan mereka yang dikonsumsi oleh penonton sinetron. Disinilah wajah negri kita. Wajah yang telah di “lukis” dengan mimpi-mimpi glamour yang melambungkan mimpi-mimpi sampai kelangit-langit tak bertuan. Yang membuat hiburan picisan murahan yang ternyata mempunyai pasar yang kuat. Dilihat dari rating yang tinggi pada sinetron-sinetron itu.

Semoga Bermanfaat!!!

1 komentar:

  1. saya jarang lihat sinetron tuh.. heheh.. terlalu banyak sinetron dan episodenya.

    BalasHapus

Silahkan Memberikan Komentar!!!

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...