Artikel ini saya dapatkan dari blognya http://supriyadipro.blogspot.com/,dan saya repost kembali di blog saya karena menurut saya isinya bagus sekali.Yang mungkin bisa menambah pengetahuan kita dan bermanfaat bagi kehidupan kita dalam mewujudkan impian kita demi kebahagiaan hidup kita ,artikel ini membahas tentang Intelegensi Tanpa Batas atau disingkat ITB yang merupakan pembahasan dari rahasia kekuatan pikiran bawah sadar yang sangat berperan dalam hidup kita yang bahkan mungkin sering kita abaikan,nah berikut artikelnya.
Banyak manusia rusak karena pikiran dan perasaannya, akan tetapi sebanyak itu pula yang menyagkal pendapat itu. Padahal pengakuan secara jujur akan pendapat ini akan mengurangi efek buruk yang ditimbulkannya, bila ditindak lanjuti dengan sikap yang benar. Dampak paling ringan adalah kerusakan yang terjadi pada dirinya, sedangkan pada tingkatan yang lebih serius dan fatal melibatkan orang lain dalam jumlah yang sangat besar.
Apa jadinya bila kerusakan pikiran dan mental terjadi pada seorang pemimpin sebuah bangsa yang besar. Kebijakan dan peraturan yang dibuatnya akan bermuara pada kesengsaraan rakyat dan bangsanya. Mengapa seorang bayi tidak merasa ketakutan saat dihadapannya dihadirkan seekor ular berbisa, sementara seorang wanita dewasa bisa berteriak histeris bila mengalami kejadian yang sama? Mengapa seorang siswa SD yang paling bodoh dikelas merasa marah saat dikatakan dirinya bodoh? Coba katakan pada seorang anak balita. Kita akan mendapatkannya tersenyum - senyum tidak mengerti.
Mengapa orang yang terganggu pikirannya tidak terganggu kesehatannya saat mengkonsumsi sisa makanan yang dia ambil dari bak sampah? Semua peristiwa di atas dapat terjadi karena ada mata rantai yant terputus, yaitu peran dan kerja akal pikiran. Seorang bayi tidak dapat merespon secara wajar karena memang belum memiliki pemahaman apapun tentang bahayanya seekor ular berbisa. Orang yang terganggu pikirannya tidak lagi mampu berpikir bahwa apa yang dimakannya dapat mengganggu fisik dan kesehatannya. Jelas ini bukan mengada-ada.
Jika itu terjadi sekali dua kali bolehlah kita berasumsi bahwa kejadian ini merupakan sebuah kebetulan. Tetapi kebanyakan orang gila memang tidak terlihat terganggu kesehatannya dalam waktu yang relatif lama, meski jelas - jelas apa yang dimakannya bukan saja tidak higienis tetapi kotor dan pasti mengandung banyak bakteri. Ini sekaligus membuktikan bahwa pikiran merupakan faktor yang paling dominan terhadap gangguan kesehatan yang diderita manusia. Anak yang nyata - nyata bodoh sekalipun tidak mau menerima kenyataan bahwa dirinya memang bodoh. Pikiranyalah yang menghasut untuk memberikan rekasi keras.
Seorang bocah berusia 10 tahun terjaga ditengah malam yang gelap, mendadak menjerit tertahan. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya, ginjalnya tidak mampu mengendalikan air kencing secara normal, celananya basah kuyub. Ia serasa melihat pocong hidup tepat di atas kepalanya. Kenyataannya benda tersebut adalah baju yang menggantung secara angker digantungan baju. Dalam sirtuasi tidak tidak mati listrik peristiwa malam itu boleh jadi tidak akan pernah ada.
Seorang wanita usia muda yang sedang gelisah karena sedih memikirkan penyakit putranya dirumah sakit, mendadak pingsan begitu mendengar sang suami tercinta yang tengah menuju rumah sakit yang sama mengalami kecelakaan. Jika dia tahu persis bahwa suaminya hanya sekedar lecet-lecet ringan mungkin kejadiannya tak sejauh itu. Lihatlah betapa dahsyatnya pengaruh pikiran pada pikiran, perasaan dan kesehatan. Hanya orang yang tidak waras yang tetap mampu 'tenang' walau pada saat yang sama seluruh keluarganya tewas dibantai pembunuh bayaran.
Masukan pancaindra akan diolah dan dianalisa oleh pikiran, yang negatif akan berujung pada gangguan perasaan, sedangkan keluaran positif memberikan kegembiraan dan kebahagiaan. Jika perasaan negatif (kesal, dendam, curiga, iri d1l) secara akumulatif terus menerus dibiarkan bertambah, dalam jangka panjang akan menimbulkan gangguan jiwa maupun gangguan kesehatan. Pada peristiwa di atas, akal pikiran bekerja begitu cepat dan serba otomatis.
Jika kecelakaan berarti parah dan gawat. Jika ada hantu di dekatnya berarti dirinya akan dicekik sampai mati. Kita dengan mudah masuk angin hanya karena tidak memakai kaos dalam. karena tanpa sadar pikiran akan memasukan hasil analisa bahwa tanpa kaos pelapis sangat mungkin angin memasuki badan kita. Proses ini begitu halus dan refleks sehingga seringkali yang bersangkutan tidak merasa berpikir demikian. Tetapi jika dipikirkan lebih dalam kita akan sepakat memang demikianlah adanya.
Mari kita simak sebuah contoh lain. Adalah sebuah keluarga yang sedang dalam kesulitan finansial, keluarga tersebut akan berkeyakinan bahwa kekayaan akan membuat mereka bahagia. Sementara itu keluarga lain yang bukan hanya kaya, akan tetapi kaya raya merasakan hal yang sama, kehidupannya penuh dengan konflik, jauh dari kebahagiaan.
Bahkan ada yg sampai bunuh diri, terlepas ada pula yang mengatakan bahwa dibunuh dan bukan bunuh diri.Tidak lagi penting apakah la dibunuh Faktanya, orang kaya yang bunuh diri tidaklah sedikit. Tidak bisa tidak, bahwa kekayaan yang dimilikinya tidak membawa berkah baginya. Kekayaan yang semestinya dapat dijadikan sarana agar kehidupannya lebih bermakna dan bermanfaat, sehingga ia disukai banyak orang, dan bukan berakibat sebaliknya.
Kalau benar ia dibunuh maka hartanya telah menjadi fitnah buruk baginya, kalau ia bunuh diri jelas hartanya justru menjadi sumber ketidak bahagiaan. Beberapa bulan yang lalu saya indekost di sebuah keluarga kerabat seorang TN I mantan ajudan petinggi negeri ini. Kehidupan mereka seperti ada yang kurang lengkap dan agak minder, sekalipun mereka berkecukupan. Keluarga ini belum memiliki keturunan. Sekalipun kita mencoba memberikan saran ataupun pandangan bahwa sumber kebahagiaan bukan terletak pada kehadiran seorang anak, yang secara logika siapapun menerima, akan tetapi perasaan mereka belum tentu bisa menerimanya.
Yang bisa menerima asumsi ini dengan penuh keyakinan tentu saja adalah keluarga besar dengan banyak anak dan banyak persoalan.Kemudian ada yang mengatakan kalau begitu keluarga dengan anak satu dan kaya raga akan lebih mungkin meraih kehidupan bahagia? Ternyata tidak selalu demikian. Gara-gara keluarga temannya yang beranak satu, dan ditinggal pergi anaknya untuk selamanya, keluarga yang kita bicarakan ini, sepanjang hidupnya mengalami kecemasan dan kekhawatiran kalau-kalau anak semata wayangnya juga mendahului mereka.
Lihatlah, pikiran sekali lagi meracuni pikiran keluarga tersebut, padahal anaknya masih hidup! Wah, kalau begitu hidup dengan 3 anak dan kekayaan melimpah sepertinya aman buat hidup bahagia. Ini kerja pikiran yang menyesatkan pula tapi jarang yang menyadari. Kasus seperti itu memang terjadi, sebut saja keluarga Andi yang kaya raya. mempunyai 3 anak yang sangat mereka sayangi, ternyata tidak lepas dri kekhawatiran yang tidak perlu.
Pasalnya keluarga Andi ini menyaksikan keluarga lain dengan 4 anak mengalami kesedihan panjang yang memilukan. Ke-4 anaknya meninggal dunia seorang demi seorang karena terkena serangan penyakit. Kekayaan melimpah ruah yang mereka miliki seperti tidak berdaya menahan kepergian anak-anak mereka. Anak-anak keluarga Andi masih hidup tetapi kejadian tragis yang menimpa orang lain seakan-akan meracuni pikiran dan perasaannya.
Terbayanglah dalam benaknya seandainya peristiwa tragis serupa menimpa keluarga mereka. Lagi-lagi pikiran dan perasaan sanggup merubah kehidupan seseorang menjadi sedemikian mencemaskan, menggelisahkan, dan jauh dari kebahagiaan justru pada saat yang tidak tepat, pada saat kebanyakan orang menganggap mereka hidup tentram, damai, tak kurang suatu apapun.
Contoh lain (pernah diceritakan Aa Gym dan penulis Bunting ulang secara bebas). Seorang karyawan yang cukup ambisius merasa terusik dan tidak tenting saat mulai berkeinginan menjabat sebagai manager di sebuah perusahaan. Dia merasa, jika berhasil menduduki jabatan manager hatinya akan merasa puas dan hidupnya gembira lalu otomatis bahagia.
Ini awal kerja pikiran! Mulailah dia bergerilya melakukan langkah taktis dan strategis untuk mewujudkan ambisi tersebut. Walau sulit tapi karena dia yakin dan cukup bersemangat, kalau perlu sikut kanan, sikut kiri, injak bawah, jilat atas dst. berhasilah ia mencapai jabatan itu.
Sesuatu yang awalnya mimpi kini menjadi kenyataan. Dia puas dan gembira. Tetapi apakah dia merasa bahagia? Mungkin saja la merasa bahagia disaat-saat awal menduduki jabatan itu. Tetapi memikirkan kemungkinan bahwa ada orang lain seperti dia yang mungkin lebih hebat dalam segala hal termasuk melakukan langkah-langkah kotor seperti yang pernah dilakukannya, membuatnya cemas dan gelisah.
Lagi-lagi pikiran bermain dengan cukup bagus untuk meracuni perasaan manusia. Sekalipun saat ini belum menjadi kenyataan, dia sangat yakin suatu saat pasti terjadi. Bukankah jabatan manager yang sekarang diraihnya sebelum ini juga, merupakan sesuatu yang tidak nyata alias impian.
Tapi, karena la berpikir terus menerus tentang jabatan itu dan merasa sangat yakin mampu menapak kesana maka terwujudlah. Karena ia yakin orang lain akan mampu melakukan hal yang sama, maka ia menjadi sungguh-sungguh tidak tenang. Kecemasan dan kekhawatiran menguasai perasaannya. Dia mudah berburuk sangka, curiga dan emosinya cenderung tak stabil. Sedikit pujian dari Direktur pada sesama rekannya sudah cukup membuat ketenangannya terganggu.
Gugur sudah asumsi, yang selama ini diyakininya, bahwa jabatan bisa membuatnya bahagia. Kini kehidupannya justru diliputi kegelisahan. Akhirnya, apa yang diyakininya kemudian memang terjadi! Karena dia semakin tidak produktif, dia dimutasikan kejabatan lain yang lebih rendah. Posisinya digantikan oleh stafnya sendiri. Maklum, aktivitas utamanya bukan lagi, bekerja dan berkarya tapi memata-matai anak buah dan mencurigainya.
Kalau saat menjabat manager ia merasa tidak selalu bahagia, setelah tidak di posisi itu otomatis ia merasa hidupnya semakin tidak bahagia. Dia kini sedih, terpukul, harga dirinya runtuh. Sungguh beda dengan keadaannya saat dulu baru berniat merebut jabatan tersebut. Sama-sama sebagai staf, dulu ia penuh semangat, dan ambisius.
Bagaimana mungkin kondisi yang sama memberikan output sikap, yang berbeda. Itulah kerja brilian yang kompak antara pikiran dan perasaan. Ternyata, salah total yang mengatakan bahwa jabatan bisa membuat seseorang menjadi bahagia. Alhasil, sejak menginginkannya sampai melepasnya kembali bukan kebahagiaan yang dia dapatkan melainkan kecemasan! Saat menginginkan, cemas mengalami kegagalan, saat berhasil meraihnya cemas akan digeser, saat digeser cemas dilecehkan orang karena tidak lagi menjabat. Muncul sebuah pertanyaan, sekiranya dalam meraih kedudukan tersebut, dia melakukannya dengan cara-cara yang elegan apakah dia akan tetap mengalami kecemasan? Tentu saja! Ini bukan masalah cara mendapatkan jabatan, tetapi masalah cara pandang terhadap jabatan.
Sepanjang ia tetap menganggap kedudukan mampu membuatnya bahagia, selama itu pula. Ia akan mengalami kekecewaan demi kekecewaan. Pada kasus terakhir yang akan muncul dalam pikirannya adalah figur lain yang akan menggeser jabatannya dengan cara yang bersih pula. Tidak ada seorangpun manusia yang mau melepas secara tulus ikhlas sumber kebahagiaan yang dimilikinya. Kalau manusia yakin bahwa uang merupakan sumber kebahagiaan, dia tidak akan pernah secara tulus memberikan uangnya kepada orang lain. Hal yang sama berlaku untuk jabatan, gengsi, ataupun ketenaran. Kalau ada orang yang bersedia memberikan sebagian hartanya pada orang lain, karena ada kompensasi yang diharapkannya. Sedikit bersodaqoh akan mendapat ketenaran sebagai dermawan.
Status dermawan juga merupakan sumber kebahagiaan lain yang diyakini kebenarannya. Kemungkinan lain adalah karena uang tidak dianggap sebagai sumber kebahagiaan maka la dapat secara tulus ikhlas melepaskannya bagi kepentingan orang lain. Tentu saja ini yang benar, karena sumber kebahagian ada pada Allah, bukan pada uang, jabatan, ataupun wanita cantik. Aa Gym juga menambahkan bahwa apa yang kita asumsikan mampu menyenangkan jiwa kita dalam banyak kasus ternyata tidak selalu demikian.
Itu semua merupakan isyarat dari Allah tentang kekeliruan yang sering dibuat manusia. Menjadi tidak adil dan tidak fair kalau mau bahagia mesti kaya raya dulu, harus punya anak dulu, harus punya kedudukan dulu, harus terkenal dulu, harus ini dan itu dulu. Bagaimana dengan orang yang tidak kaya tidak punya anak, tidak memiliki jabatan dsb? Untunglah untuk menjadi bahagia tidak butuh syarat seperti itu.
Di sinilah keadilan Allah. Toh kendati demikian tidak serta merta manusia segera mampu merubah mental jiwanya menjadi lebih sehat, sekalipun telah memahami uraian-uraian ini atau yang semacamnya. Penyebabnya adalah karena pikiran dan perasaan itu tadi. Allah memang perlu mencegah berkembangnya keyakinan bahwa untuk bahagia haruslah kaya dahulu. Orang kaya yang bahagia mungkin banyak, tapi orang miskin yang bahagia juga banyak. Orang kaya yang berbahagia tidak merasa hartalah yang menjadi penyebab utamanya. Kalau kita tidak yakin keluarga miskin mampu meraih kebahagiaan, lebih dikarenakan belum-belum kita sudah melestarikan asumsi klasik yang cukup kuat bahwa kalau miskin pasti sengsara. Lagi - lagi kerja pikiran dan perasaan!
Sepanjang manusia tidak akan menempatkan keduniawian sebagai sumber kebahagiaan maka setiap manusia berpeluang meraih kebahagiaan. Bahkan orang bijak, ahli filsafat berkata semakin banyak keinginan sernakin jauh dari kebahagiaan, semakin sedikit keinginan semakin dekat dengan kebahagiaan. Bisa diterima akal sehat, karena semakin banyak keinginan semakin banyak pula jumlah kekecewaan terjadi akibat tidak terwujudnya keinginan-keinginan itu.Dan kekecewaan sumber utama ketidakbahagiaan. Menginginkan secara berlebihan apa-apa yang tidak kita miliki, merupakan hal lain yang diyakini sebagai sumber ketidak bahagiaan.
Keluarga yang tidak berputra sangat yakin kebahagiaan akan terwujud bila ia memiliki putra, sebaliknya keluarga yang memiliki banyak anak sangat menyetujui bahwa memiliki anak bukan sumber kebahagiaan, dalam banyak kasus justru menjadi sumber masalah. Apalagi bila anak-anaknya terjerumus dalam dunia narkoba, prostitusi, dan aktivitas gengster.
Mereka yang merasa anak merupakan sumber kebahagiaan karena membayangkan anak yang lucu, manis, berakhlak mulia, cerdas, berprestasi, berbakti serta pandai menyenangkan hati orangtuanya. Mereka lupa bahwa mendidik anak-anak sehingga mendapatkan anak-anak yang sholeh jauh lebih sulit dari pada sekedar mengumpulkan harta benda yang melimpah. Umumnya anak-anak yang demikian lahir dari keluarga yang tidak amburadul, walau tidak selalu demikian. Nah, kalau yang harusan merupakan kerja p:kiran yang bagus.
Bagaimanapun tanpa berkembangnya buah pikiran manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin berkembang sehebat sekarang ini. Tampaknya sepanjang menyangkut benda-benda mati, kerja akal pikiran manusia bermuara pada hal-hal yang bermanfaat, tetapi begitu mencoba mengotak-atik jiwa dan pikiran manusia outputnya cenderung merusak manusia itu sendiri.
Intelegensi Tanpa Batas (Pikiran Bawah Sadar)
Apakah rahasia besar yang pernah terungkap sepanjang zaman? Apakah penemuan Energi Atom ataukah saat para ahli fisika meraih nobel karena penemuannya? Para psikolog tidak begitu setuju. Mereka merasa penemuan terbesar sepanjang zaman adalah ditemukannya "Rahasia Kekuatan Fikiran Bawah Sadar ". Menurut mereka, para ilmuwan berhasil dalam bidangnya karena mampu memanfaatkan kekuatan bawah sadarnya, riset membuktikan hal itu. Aktivitas dalam diri manusia dikendalikan oleh pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.
Pikiran sadar sering disebut sering disebut pikiran objektif sementara pikiran subjektif menggantikan istilah pikiran bawah sadar. Tidak jarang pikiran bawah sadar disebut juga "Intelegensi Tanpa Batas" (ITB). Dengan dengan demikian pikiran sadar disebut sebagai kecerdasan terbatas. Orang umumnya lebih mengenal kecerdasan terbatas sebagai IQ. Intelegensi tanpa batas (ITB) ini mendapat sebutan bergengsi karena memang memiliki kemampuan yang sering tidak dapat diduga dan jauh lebih powerfull. Bila dibandingkan dengan IQ, hasil kerja ITB sering tidak lumrah dan tidak bisa diterima akal sehat. Wajar bila ITB ini mendapatkan sebutan prestisius, dan wajar pula jika IQ hanya mampu menerima yang lumrah-lumrah saja. Kalau IQ hanya dapat menerima sesuatu yang logis, sebaliknya bagi ITB.
Seluruhnya dapat diterima, semuanya logis bagi ITB. Saat sesuatu yang tidak logis berubah menjadi logis maka IQ baru mengakuinya, baru menyadarinya, walau awalnya menolak keras. ITB mengendalikan organ-organ tubuh seperti denyut jantung, aliran darah, kerja paru-paru, bergeraknya organ-organ pencernaan. Ketika ada racun masuk, organ-organ pencernaan akan bereaksi secara otomatis untuk mencoba menetralisir racun tersebut. Saat manusia telah bekerja keras dalam waktu yang cukup lama, ITB ini akan mengirimkan pesan lelah, letih dan lesu kepada tubuh agar segera beristirahat.
Tanpa ada mekanisma internal semacam ini tubuh akan cepat menjadi aus dan rusak, karena terus-menerus bekerja. Pesan yang dilakukan oleh ITB ini dan kemudian direspon oleh tubuh, tidak disadari pikiran. Saat manusia tidur, seluruh organ tubuh bagian dalam tetap bekerja di bawah kendali ITB ini. Sementara organ tubuh luar dan panca indra yang memang di bawah kendali pikiran diistirahatkan. Kita tidak pernah merasa mengendalikan denyut jantung karena pikiran kita memang tidak pernah merasa memerintah jantung untuk berdenyut dengan frekwensi 80 misalnya.
Kita tidak pernah merasa menyuruh para-paru bekerja karena itu memang bukan wilayah kerja pikiran sadar, tetapi tugas ITB. Bernapas dapat merupakan perintah pikiran dan dapat pula merupakan perintah ITB. Saat seseorang tidur, aktivitas pernapasan di bawah kontrol IT13, saat kita melatih senam pernapasan, pikiran berada di belakang semuanya. Saat tangan kita terluka, tanpa kita minta terjadi reaksi spontan dari tubuh untuk meminimalisir efek buruk luka tersebut, butir-butir pembeku darah keluar dari kelenjarnya dan bekerja di bawah kendali ITB, dan bila perlu menyembuhkannya.
Sepersekian detik sebelum debu masuk kemata kita, bulu mata bergerak cepat atas perintah ITB. Saat suatu bahaya beberapa saat lagi menerkam kita, ITB mengirim sinyal berupa firasat buruk. Jangan bertanya mengapa akal pikiran tidak menyadarinya, karena memang bukan wilayah kerjanya. Kita paham biasanya setelah firasat itu terbukti, sehingga dianggap logis.
Mereka yang sering melatih diri dalam gerakan-gerakan bela diri, biasanya memiliki naluri semacam ini yang semakin lama semakin peka, dan kesemuanya dikendalikan bukan oleh pikiran sadar tapi oleh ITB. Dulu ketika seseorang mampu memecahkan pipa pompa dragon dengan tangannya, saya takjub, heran dan rasanya tidak mungkin menurut akal sehat. Begitu juga saat seseorang berhasil menebak secara jitu lokasi benda kecil dalam sebuah kamar yang dipenuhi barang-barang, sebagai suatu hal yang mustahil. Hal yang sama terjadi saat dengan mata tertutup seseorang mampu menebak warna kertas yang diputar secara acak dengan kecepatan tinggi.
Otak kita jelas serasa lumpuh bila mencoba melacak dengan cara mencirikan masing-masing gerakan kertas yang tidak terlihat itu. Saat seseorang yang lumpuh total kembali mampu berjalan, atau saat seseorang yang terjangkit tumor gangs dapat sehat kembali, keseluruhannya tidak dapat dipahami pikiran sadar, sebab memang bukan wilayah kerjanya.
Kesembuhan yang sama dapat juga melalui perantaraan tangan orang lain, apakah itu dokter, dukun, ustadz, paranormal ataupun figur lainnya. ITB berada di balik semua itu.
Bukankah semua problema manusia hampir dapat di atasi oleh iptek yang ada? akan tetapi keserakahan, kebiadaban dan penyakit mental hampir-hampir tidak tersentuh ilmu dan teknologi mutakhir sekalipun.
Tidak berlebihan jika penemuan ITB yang mampu mereduksi penyakit mental tersebut dianggap sebagai penemuan terbesar sepanjang abad.
Prestasi terbesar Intelegensi Tanpa Batas (ITB) sebenarnya terletak pada kemampuannya mengarahkan kita kearah perilaku yang diinginkan. Bila seseorang ingin sukses, sembuh dari penyakit fisik, sembuh dari penyakit mental atau ingin terbebas dari rasa takut dan cemas, ingin hidup bahagia, ingin memiliki akhlak yang mulia, ia dapat memulainya dengan memberdayakan kemampuan ITB ini.
ITB akhirnya diterima sebagai sebuah penemuan ilmiah, karenanya ITB merupakan sebuah hukum alam (Sunatullah). Sejak fenomena listrik ditemukan pertama kali oleh manusia dan dimanfaatkan secara maksimal bagi kemakmuran manusia, maka ia telah pula dianggap sebagai sunatullah. Semua manusia tunduk pada hukum alam, yang tersengat listrik bukan hanya muslim, tetapi pemeluk budha, hindu, dan kristen merasakan pula. Pendek kata, seluruh manusia merasakan hal. ini. Demikian, pula yang tidak dapat terbang seperti burung bukan hanya seorang tak bertuhan, tetapi setiap manusia mengalaminya.
Yang terkena api akan panas dan yang terkena salju akan dingin bukan hanya orang Indonesia atau orang kutub tetapi semua orang di dunia ini. Di sini sifat Keadilan Allah berlaku, Hal yang sama berlaku bagi pengguna ITB. ITB sebagai sebuah sunatullah dapat digunakan oleh siapa saja tidak perduli ia seorang atheis ataupun seorang muttaqin. Dan uniknya ITB dapat membantu seseorang meraih kesuksesan, kekayaan, kegembiraan, dan kebahagiaan. Kira perlu belajar mengendalikan pikiran secara maksimal.
Keberhasilan dalam memanfaatkan ITB akan memudahkan kita dalarn mengendalikan emosi maupun perasaan. Jika gembira, tidak perlu terlalu gembira sehingga tidak mengusik ketenangan mereka yang tengah dirundung kesedihan.
Sedihpun tidak harus terkesan demonstratif dan berlarut-larut, sehingga orang lain mengetahui hal ini. Mintalah menjadi manusia bahagia, jangan meminta menjadi manusia kaya raya jika yang sebenarnya diharapkan adalah kebahagiaan. Mintalah menjadi manusia yang merasa serba cukup agar semua kebutuhan kita dapat terpenuhi, dan bukan menginginkan menjadi pengusaha kaya raya. Sekali anda menafsirkan bahwa untuk menjadi manusia berkecukupan haruslah menjadi pengusaha kaya terlebih dulu, maka anda akan memburu uang secara membabi buta. Merasa cukup bukan terletak pada berapa banyak kita menyimpan uang. Ini murni aktivitas kalbu, aktivitas hati.
Dengan mudah Allah akan menjadikan anda sebagai manusia yang paling puas atas segala yang Dia karuniakan, dan itu tidak berbanding lurus dengan kekayaan yang anda miliki. Kekayaan yang kita dapat seberapapun besarnya tidak mungkin akan mampu mengimbangi semua keinginan yang diproduksi akal pikiran. Dan mintalah menjadi manusia paling kaya di suatu negeri jlka diniatkan untuk membantu sesama manusia yang membutuhkan uluran tangan. Meminta sesuatu secara berlebihan tanpa diniatkan untuk ditebarkan kepada sesama yang membutuhkan, sama artinya melawan kodrat kita sebagai manusia sosialis, sama artinya melawan kodrat kita sebagai hamba Allah yang sama-sama memiliki kebutuhan dan impian. Kita tidak akan pernah memperoleh kebahagiaan sejati dengan cara itu. Yang kita dapatkan tidak lebih dari kegembiraan semu.
Mungkin ada yang berpikir dalam hati apakah ini bukan termasuk syirik menduakan Allah sebagai Maha Pemberi doa bagi para hambaNya. Jangan buru-buru menggunakan akal pikiran anda untuk berburuk sangka. Tentu saja tidak sama sekali. Di depan telah dijelaskan ITB merupakan bagian dari zat, atau bahwa Materi komponen manusia, sebagaimana halnya akal pikiran, yang eksistensinya diwakili oleh organ otak. ITB keberadaannya tidak beda dengan ke-beradaan akal pikiran ataupun perasaan manusia. Meminta sesuatu kepada ITB, sering disebut orang sebagai aktivitas mensugesti diri. ltulah proses memperkuat keyakinan bahwa apa yang kita inginkan akan dapat terwu)ud.
Tanpa keyakinan yang memadat apapun yang kita inginkan akan dapat terwujud, sekalipun kita merasa Allah begitu dekat dan sangat menyayangi hambaNya. Keyakinan yang cukup merupakan, modal seseorang untuk bergerak, berusaha dan berupaya. Kita tahu tanpa usaha apa-apa Allah tidak akan merubah nasib siapapun, sekalipun dia seorang muslim yang banyak beramal sholeh. Menggunakan pikiran untuk bertafakur tentang alam semesta akan mendekatkan kita kepada Allah. Menggunakan ITB sebagai kekuatan yang Allah anugerahkan kepada kita jelas tidak dapat dikatakan sebagai perbuatan syirik. Ilmu pengetahuan mengatakan bahwa, jantung yang berdenyut, bekerja bukan dikarenakan perintah akal pikiran. Sebaliknya seseorang yang secara sengaja membeli kamera digital, jelas karena ada perintah dari akal pikiran.
Ilmu pengetahuan tidak dapat menerima kenyataan bahwa jantung dapat bergerak tanpa ada sebabnya, jadi pasti ada yang mengontrolnya dan itu bukan pikiran sadar. Ilmu pengetahuan mengatakan bahwa pengontrol itu adalah pikiran bawah sadar alias ITB. Saat manusia pingsan, tidur, koma ataupun mati suri pikiran jelas tidak lagi bekerja. Seluruh organ tubuh yang masih bekerja, jelas berada di bawah kontrol sesuatu kekuatan yang lebih dahsyat dari akal pikiran. Ilmuwan menyebutnya pikiran bawah sadar (ITB). Sangat boleh jadi pikiran bawah sadar (ITB) merupakan bagian dari roh (nyawa) seseorang. Hanya Allah Yang Maha Tahu. Secara sederhana posisi pikiran bawah sadar dalan mata rantai pembentukan sikap clan perilaku seseorang adalah sebagai berikut :
Dini adalah seorang remaja. Suatu hari dia jalan-jalan kesupermall bersatma sahabatnya Tuti. Akhirnya mereka mampir ke toko handphone. Tuti membeli sebuah HP kesukaannya, sementara Dini hanya sekedar ikut melihat-lihat saja. Dini sadar bahwa la tidak akan pernah mampu memiliki sebuah HP, membayangkan pun tidak. Kondist orang tuanya tidak memungkinkan untuk itu. Toh dia membiarkarn dirinya larut dalam proses melihat-lihat berbagai macam koleksi model dan merk hp yang ada di sana.
Tanpa sadar ia telah membiarkan dirinya terangsang untuk memiliki sesuatu yang berada diluar kemampuan finansialnya. Belum lagi biaya ekstra untuk beli voucher setiap bulannya. Lebih arif bila dia tidak melakukan itu. Sepulang dari jalan-jalan terjadi konflik batin pada Dini. la begitu terpikat pada salah satu model yang ada. Tetapi dia pun tahu tidak mungkin memiliki uang dalam jumlah yang cukup untuk itu.
Indra mata hanya sekedar menangkap tentang keindahan hp yang ada. Pikiran yang memberi saran bahwa rasanya untuk saat ini Dini tak mungkin memiliki HP. Kecewalah dia, sedihlah ia. Data tentang kekecewaan yang dirasakan akhirnya berpindah dari pikiran meresap kedalam ITB (lihat bagan di atas). Perpindahan ini terjadi karena setelah itu rnuncul lagi berbagai keinginan lain yang gagal terwujud dan terus bertambah. Kerja pikiran menjadi terbebani bila masalah yang tidak terselesaikan dibiarkan berada dalam daerah akal pikiran.
Data mengenai kegagalan ini tersimpan selamanya di dalam pikiran bawah sadar (ITB). Data mengenal kekecewaan, kesedihan, kekesalan termasuk kegembiraan inilah yang mewarnai suasana perasaan. Kekecewaan terpendam Dini mudah meledak kapan saja hanya karena seorang teman `meledek' dia sebagai orang yang ketinggalan jaman karena tidak memiliki hp.
Penyebabnya ada unsur 'hp' disana. Mungkin jika icon yang digunakan adalah kamera digital bukan hp dia masih mampu menahan din', bahkan ikut larut dalam senda gurau tersebut. Kalau urusannya hp nanti dulu. Dia masih memiliki dendam pribadi dengan benda yang bernama hp. Kekecewaan hanyalah salah satu jenis warna emosi negatif yang mengeram dalam perasaan. Puluhan keinginan setiap hari tanpa sadar kita lahirkan, dan hanya sedikit yang mampu kita wujudkan. Jika kita tidak terbiasa menerima keterbatasan diri, dan membiarkan diri terus-menerus menjadi permainan keinginan dan keinginan, maka lambat laun kegembiraan akan menghindar dan menjauh.
Beban hidup sepertinya terasa semakin berat saja. Masih ada warna emosi lain seperti kesal, dendam, iri, dengki, marah, kesal yang ikut meramalkan suasana hati. Walau sudah berlalu cukup lama ingatan tentang semua ini tidak akan lenyap, sebab tersimpan secara rapah di ITB. Setiap saat bisa muncul kemball ke permukaan. Kemunculannya seringkali terpancing oleh kejadian-kejadian di luar diri kita.
Bila pikiran ikut mengambil peran saat kemunculan itu, misal dengan membisikkan, anda tidak perlu malu mengakui bahwa anda 'miskin', maka daya ledak- kemarahan yang terjadi bisa cukup eksplosif. Orang lain hanya tahu kita punya problem serius. Bila akumulasi emosi negatif yang tersimpan dalam hati sudah sedemikian berat, tanpa ada jalan keluar yang tepat, maka fisik menjadi sasaran dari semua itu. Terjadilah gangguan kesehatan seperti misalnya psikosornatis, depresi, gangguan pikiran, mental ataupun gangguan jiwa.
Secara medis diri kita sehat wal afiat, tetapi kita merasakan sakit kepala yang luar biasa, misalnya. Dalam hal ini diri kita yang menjadi korban. Bila dia seorang bapak maka istri dan anaknya yang akan menjadi sasaran kekecewaannya. Jika dia seorang pemimpin bangsa, maka rakyatnyalah yang akan menjadi korban kekesalannya.
Sebelum kita mau dan mampu memaafkan kehidupan ini, sebelum kita, mau dan mampu `memaafkan' kebijakan Allah, selama itu hidup akan terasa serba sulit, gelap dan tidak ada yang mau berpihak- pada kita. Kita merasa Dia tidak adil, dan sebagainya dan sebagainya. Peran ITB adalah membantu mewujudkan semua keinginan kita. Benarkah demikian? Tentu saja! Jangan khawatir modal utamanya tidak pada faktor di luar kita. Kita tidak perlu tergantung pada orang lain 100 %.
Modal utama untuk mewujudkan semua itu terletak pada diri kita sendiri. Yaitu ITB yang kita miliki, karunia Allah yang sangat dahsyat, lebih hebat dan kuat dari kekuatan akal pikiran yang masih serba terbatas. Menggunakan kekuatan ini lama artinya meminjam kekuatan Allah. Anda berhak membuktikannya.
Prinsip - Prinsip Menggunakan ITB
Prinsip-prinsip yang akan diuraikan disini tentu saja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penemuan ITB itu sendirt. Sesungguhnya kita sudah memanfaatkan prinsip-prinsip ITB ini, hanya saja kita tidak sadar akan hal itu. Nah, uraian di bawah ini adalah upaya memberdayakan ITB secara sadar, sesuai dengan situasi dan kondisi, dan sesuai dengan kebutuhan.
1. ITB Mengakses Catatan Kejadian Alam Semesta
Saat seseorang ingin menjadi kaya dan itu diyakininya, maka kaya-lah orang itu. Hasil wawancara dengan Para milyader yang berhasil, atau atlit (olah ragaNvan) yang berprestasi sampai ke tingkat dunia, menunjukkan fenomena yang serupa. Awalnya mereka semua adalah orang miskin dan orang yang tidak memiliki apa-apa. Saat mereka menginginkan sesuatu dan meyakininya akan berhasil, secara ajaib mereka seperti ditunjukkan jalan menuju tangga sukses. Mereka akan menemui orang yang tepat, metoda yang jitu, waktu yang akurat, pendekatan personal yang efektif untuk meraih dukungan, meraih dana yang dibutuhkan dsb-dsb.
Ini yang tidak dapat dijelaskan oleh Para ilmuwan mengapa ITB dapat memberikan informasi itu kepada Para pemiliknya. Dari mana ITB mendapatkan data tersebut? Mereka hanya menduga bahwa ITB memiliki akses ke catatan kejadian alam semesta yang bersifat gaib. Gaib, karena Para ilmuwan tidak tahu keberadaan catatan raksasa itu. Boleh jadi penyebab gagalnya para penemu ITB meraih hadiah nobel ilmu pengetahuan, karena mereka gagal menjelaskan secara ilmiah dari mana ITB mendapatkan informasi-informasi penting tersebut. Kita sering mendengar bahwa Allah berada sangat.dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari urat nadi di leher kita. Boleh jadi Allah berada disekitar ITB itu sendiri. Wallahu a'lam bishshawwab, hanya Allah yang tahu.
Tahukah anda bahwa Islam menyebutkan ada sebuah 'kitab raksasa'yang mencatat segala kejadian mengenai segala sesuatu yang terjadi dijagad raya ini,
kitab tersebut berada di Lawh al-Mahfuz.
2. ITB Perlu Waktu Saat Merespon Keinginan Kita
Apa yang ada dalam perasaan ataupun pikiran kita, langsung direspon oleh ITB. Akan tetapi hasilnya bisa saja tidak secepat yang kita duga, tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Jelasnya butuh waktu untuk memproses setiap keinginan yang kita ajukan kepada ITB. Bila kita ingin menjadi mahasiswa terbaik dan terpandai tentu prosesnya lebih lama dibandingkan bila kita hanya sekedar menginginkan hilangnya rasa lapar.
Untuk pandai butuh proses belajar, butuh buku, butuh pembimbing dst. Jelas semua itu melibatkan peran orang lain selain dirinya. Untuk menghilangkan rasa lapar hanya melibatkan diri kita sendiri, lebih mudah dicapai, mungkin hanya butuh waktu antara 1-10 menit saja. Menurut para ilmuwan keinginan tidak lain adalah sebuah doa.
"Berdoalah kepada-KU, niscaya akan Kuperkenankan bagimu" QS:40;60
Ketika anda baru saja bekerja keras selama seharian, anda cukup berniat akan istirahat. Tidak sampai 1 menit mungkin saja anda telah terlelap dalam tidur. Sebaliknya, sekalipun anda sudah 2 hari tidak tidur, tapi demi menanti berita tentang hasil operasi sang kekasih, anda sanggup memerintahkan fisik anda untuk menunda keinginan beristirahat (tidur). Apakah tanpa keyakinan hal di atas dapat terwujud. Walau dengan keyakinan penuh tetap saja butuh waktu untuk mewujudkan keinginan.
Karena kondisi anda tidak berada pada posisi yang sejalan dengan keinginan tersebut. Quis who wants to be a milyoner, menawarkan hadiah hingga 1 milyar, asal mampu menjawab dengan benar 15 pertanyaan pengetahuan umum secara berturut turut. Sejauh ini ada yang sudah mampu mencapai 500 juta atau menjawab dengan benar 14 pertanyaan secara berturut-turut.
Sekalipun untuk menuju ketangga sukses cukup sulit dan melalui jalan berliku, namun pesertanya dari hari ke hari semakin bertambah. Dengan penuh kesungguhan dan semangat tinggi, mereka terus saja mencoba dan mencoba. Yang belum berhasil selalu mencoba kembali untuk dapat tampil di kursi panas. Resiko gagal dan malu karena disaksikan jutaan pasang mata dari seluruh Indonesia tidak membuat mereka mundur.
Setiap seorang peserta gagal menapak ke jenjang hadiah yang lebih tinggi selalu menjadi perhatian peserta lain untuk dianalisa. Berbagai strategi coba diterapkan untuk mampu keluar sebagai pemenang. Kegagalan sebuah strategi selalu dievaluasi dan diperbaiki agar menjadi semakin sempurna. Kesungguhan dan keyakinan menjadi kunci utama sukses.
Keberhasilan Imam Samudra meledakkan kota Bali tidak datang secara tiba-tiba. Itu hasil kerja bareng puluhan orang yang sudah terlatih dalam melakukan aksi teroris. Bukan hanya menggalang kerja sama yang rapih agar rencana itu dapat terwujud. Bahkan latihan intensif cara-cara melakukan aksi eroris, penggalangan dana melalui jalur dunia internasional, evaluasi terhadap rencana-rencana gerakan teroris yang mengalami kegagalan, keberanian adu pintar dengan badan inteligen merupakan upaya serius bagaimana menggolkan buah rencana besar.
Dan kedua contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah cita-cita yang ingin menjadi kenyataan menuntut kesungguhan yang terus menerus, semangat yang selalu dikobarkan, rencana yang matang, evaluasi dan perbaikan. Dan semua ini jelas membutuhkan waktu, proses, ketekunan, ketelitian dan kesabaran.
Tahukah anda Allah menciptakan alam raya ini dalam 7 hari, meski dapat melakukannya hanya dalam I hari ataulebih singkat dari itu. Allah mendidik kita untuk bersedia menjadi seorang hamba yang sabar, bersedia menjalani proses.
3. ITB Bekerja Berdasarkan Keyakinan
Jika pikiran bekerja berdasarkan logika, dan logika bekerja berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dirasa, pendek kata berdasarkan masukkan yang diperoleh melaluli pancaindra. ITB bekerja berdasarkan keyakinan, keyakinan sendiri bekerja berdasarkan apa yang kita bayangkan. Semakin kuat apa-apa yang diimajinasikan semakin cepat terwujud. Kembali pada contoh peledakan bom di Bali. Mungkinkah para teroris itu melakukan semuanya tanpa keyakinan? Mereka bahkan sangat yakin, bahwa rencana mereka akan terlaksana dengan memuaskan. Bila tidak yakin tentu mereka akan menunda pelaksanaan pada lain waktu.
Kita lihat kunci utama keberhasilan rencana seseorang adalah keyakinan. Allah Maha Adil. Untuk sebuah tindakan kejahatanpun bila dikerjakan dengan penuh perhitungan dan keyakinan serta kesungguhan, niscaya berhasil. Boleh jadi mereka tidak meminta kepada Allah sebuah kesuksesan untuk kejahatan yang mereka rancang, tetapi masalahnya mereka sangat yakin berhasil. Oleh sebab itu berhasilah mereka.
Adakah Allah menghalangi niat dan usaha mereka yang sungguh-sungguh itu? Padahal yang jadi korban tidak sedikit dan melibatkan banyak orang Islam pula. Seseorang beramal pada orang lain bisa berdasarkan pikiran maupun berdasarkan perasaan. Seseorang bersedekah bisa karena kasihan melihat kesulitan yang diderita orang lain.
Pada kasus ini terlihat perasaan berperan lebih dominan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dari pada pikiran. Tetapi cukup banyak orang yang bersedekah karena hal itu merupakan perintah Allah, sekalipun mungkin tidak ada rasa iba dihatinya. Bila dia yakin Allah tidak ada, dapat dipastikan la tidak akan mengeluarkan uang untuk kesulitan orang lain. Seseorang bila sudah dikuasai perasaan maka hampir dapat dipastikan logikanya tidak dapat bekerja secara optimal. Hampir semua orang mengakuinya.
Seorang Ibu akan bersikap sangat empatik, membela putranya sekalipun ia tahu anaknya melakukan kesalahan. Sebaliknya seorang atasan akan dengan mudah menjatuhkan sanksi pada bawahannya, sekalipun ia tahu yang bersangkutan melakukan hal itu, karena kondisi keluarganya yang sedang dalam kesulitan. Sikapnya bisa menjadi lain bila bawahannya merupakan sanak familinya.
ITB lebih memprioritaskan keyakinan atau perasaan dibanding logika. Karena ITB bekerja berdasarkan keyakinan, maka la tidak memerlukan logic atau tidaknya apa yang hendak dicapainya. Munculnya perasaan putus asa adalah karena nasihat dari akal pikiran. Misal, karena bisnisnya bangkrut terbayanglah kehidupan yang sulit, mulailah ia merasa cemas clan panik dan akhirnya putus asa. Dia sudah merasa menderita sebelum benar-benar menghadapi kesulitan.
Orang hampir tidak mungkin cemas, gelisah, takut, bila tidak ada masukan dari pikiran. Saat kecemasan yang luar biasa menguasai seseorang, ITB secara otomatis memerintahkan cairan adrenalin untuk keluar, bahkan bila perlu memaksa keluarnya keringat dingin, kepala tiba-tiba menjadi sakit, perut melilit-lilit. Sakit maag kambuh.
Dan bukan hal yang aneh bila kaki lumpuh secara mendadak. Walau bila diperiksa secara medis, boleh jadi tidak ada yang keliru dengan kesehatan yang bersangkutan. Orang dapat bersikap seperti itu saat membayangkan hal-hal yang amat ditakuti atau dicemaskan. Misal, mendengar vonis dokter bahwa usia istri atau suaminya hanya tinggal menunggu hari. Seorang pemberani bila memasuki wilayah yang angker boleh jadi tidak mengalami gangguan ketakutan yang berlebihan misalnya, sebab dia tidak membayangkan bahwa hal itu akan dapat menimbulkan sesuatu yang dapat membahayakan dirinya.
Ketika waktunya tinggal beberapa saat lagi untuk sampai di kantor, seorang karyawan cenderung cemas dan panik. Pikiran segera memasukkan hasil analisa kepadanya tentang kemungkinan terlambat. Dalam kondisi demikian, seseorang cenderung bertindak grusa-grusu yang justru akan membuat setiap langkahnya serba salah. Ini berarti menghabiskan waktu secara percuma, sehingga akhirnya ia mengalami keterlambatan sungguhan.
Orang yang tenang dan yakin tidak terlambat, bisa memanfaatkan waktu secara sangat efisien dan efektif. Para agen spionase sangat terdidik bekerja tenang dalam ketegangan yang sangat tinggi. Kalau menonton film saja kita sudah terseret dalam ketegangan, itu pertanda bahwa kita belum mampu mengendalikan pikiran dan perasaan, apalagi menghadapi situasi tegang dalam kehidupan nyata, bukan dalam film yang sudah pasti cuma main-main.
Kesimpulan : Bila kita menginginkan sesuatu tetapi kita tidak yakin, maka keinginan itu tidak direspon ITB, dengan kata lain ITB akan menjalankan isi perintah apa yang kita yakini. Kalau yang kita yakini kegagalan maka kegagalan yang kita petik.
Seorang pengusaha yang kondisi kesehatannya sudah mengalami komplikasi serius mendapat peringatan keras dokter pribadinya, bahwa bila ia tetap nekad bekerja keras kondisinya akan semakin sulit dikendalikan. Dia berjanji akan beristirahat total, tetapi ia tidak yakin akan dapat memenuhi nasehat dokter, mungkin karena sudah terbiasa kerja keras. Orang yang terbiasa kerja keras merasa sangat janggal bila harus berdiam diri dalam waktu yang lama. Yang ia yakini ia akan tetap bekerja keras.
ITB merespon sebagaimana yang diyakininya dan kondisi fisik, mental serta pikirannya tetap berada dalam kondisi kesiapan berpikir keras demi menyelamatkan bisnisnya. Kesiapan berpikir keras ini meningkatkan stress yang sudah ada. Artinya, seluruh sistem kesehatan tubuh berada dalam kondisi siaga satu. Dalam kondisi seperti itu tubuh tidak memperoleh kesempatan untuk melakukan recovery atau kesempatan beristirahat yang cukup. Akhimya nyawanya tidak tertolong lagi.
Tahukan anda Allah itu hagaimana prasangka hamba-Nya. Jika hamba-Nya tidak yakin hahwa DIA akan membantu semua kesulitannya, maka itulah yang akan terjadi.
4. ITB Bekerja Sesuai Permintaan Kita
Suatu hari saat penulis terlambat tidur malam, padahal sekitar jam 3 harus bangun untuk makan sahur. Menurut logika, normalnya makan sahur akan terlewatkan dengan kondisi semacam itu. Karena pikiran sadar sudah tidak rnampu memberikan jalan keluar, penulis melakukan permintaan kepada ITB. Segera penulis melakukan relaksasi dan memerintahkan ITB untuk membangunkan kami sekitar jam 3 malam. Saat menyerahkan tugas ini kepada ITB, kerja logika segera ditutup agar kecemasan akan 'gagal' tidak sempat muncul.
Kepasrahan total kepada ITB akan menggantikan kerja logika. Dan sekitar jam 3 malam saya terbangun. Tapi ada ,rasa kecewa, karena rasa kantuk yang luar biasa sangat menguasai mata. Saya sadar telah mengeluarkan perintah yang kurang sempurna. Seharusnya bangun jam 3 dan dengan kondisi mata cukup nyaman. Pada kesempatan lain perintah itu diperbaiki dan hasilnya, terbangun dengan mata tanpa rasa kantuk.
Bila kita menginginkan menjadi kaya, harus dijelaskan kapan? Sebulan lagi atau akhir tahun ini misalnya. Tanpa kejelasan waktu bisa saja realisasinya 5 atau 10 tahun lagi. Jika menginginkan pendapatan 1 juta tetapi baru terealisir setelah 10 tahun, orang dengan mudah akan mempertanyakan peran ITB. Karena itu saat meminta sesuatu kepada ITB deskripsikan secara jelas dan akurat.
Dalam terminologi Islam saat melakukan sholat sunah hajat, kita diperintahkan menyebutkan secara jelas apa keinginan kita. Hindari kalimat-kalimat semacam ini. 'Besok saya akan sembuh', atau 'Nanti saya pasti berhasil'. ITB tidak paham dengan parameter waktu yang tidak jelas. Sebutkan dengan jelas kapan kesuksesan ingin anda capai. Suatu hari saat melakukan perjalanan dari Jogia ke Kebumen, penulis merasakan sakit kepala yang cukup mengganggu. Mencoba minum obat jelas tidak mungkin, karena saat itu sedang puasa.
Segera penulis melakukan relaksasi, menyampaikan permintaan dalam hati dengan pelan dan penuh penghayatan secara berulang ulang. Setelah keyakinan muncul, segera campur tangan, pikiran dalam hal penyembuhan sakit kepala dihentikan. Ada semacam proses serah terima tugas dari pikiran sadar kepada ITB. Tanpa obat, mana mungkin akan hilang sakit kepalanya, adalah contoh campur tangan dari pikiran sadar.
Kalimat permintaan itu kira-kira seperti ini : Saya percaya ITB akan membereskan sakit kepala ini, oleh sebab itu sebelum memasuki rumah, saya yakin sakit kepala ini sudah sembuh selama 2-3 jam perjalanan mungkin sekitar 100 kali kalimat tersebut diulangi. Ketika turun dari bus sakit kepala itu sendiri belum lagi lenyap. Disinilah kepercayaan dan keyakinan kita diuji.
Karena penulis telah cukup paham dengan cara kerja ITB, semakin dekat dengan rumah semakin yakin bahwa sakit kepala itu akan lenyap (saat itu belum), sekalipun untuk sampai di rumah tinggal beberapa langkah lagi. Ajaib memang, dan logika normal tidak akan pernah bisa memahami kerja ITB, karena tepat memasuki rumah, sakit kepala itu memang hilang.
Keyakinan penuh di saat-saat terakhir semacam inilah yang diharapkan kita lakukan saat berdoa kepada Allah, sangat yakin sekalipun informasi serta hasil analisa pikiran justru mengatakan sebaliknya. Teknisi komputer/mobil saat menerima orderan komputer/mobil bermasalah sangat yakin bisa membereskan kerusakan yang terjadi sekalipun tidak ada jaminan akan berhasil. Sebelum batas waktu berakhir kita jangan sampai memvonis bahwa keinginan kita tidak terkabul, karena tidak jarang sebuah keinginan terealisasi di saat-saat terakhir.
Tahukah anda, Allah akan memberikan semua keperluan kita, sesuai dengan doa yang kita panjatkan. Hati-hati dalam berdoa kepadaNya, jangan mudah berdoa berikanlah yang terbaik ya Allah, jika anda sebenarnya tidak cukup siap menerima pemberian terbaik Allah yang terkadang sering berbeda dengan terbaik menurut versi anda.
5. ITB Tidak Mengenal Sistem Nilai
ITB tidak mengenal benar salah dan baik buruk. Ia juga tidak peduli dengan penilaian lucu dan ataupun tidak lucu, sulit ataupun mudah. Baginya dia sekedar menjalankan perintah yang diberikan pikiran sadar. Boleh dikatakan ITB merupakan staf yang menjalankan apapun perintah atasannya. Dia ibarat senjata yang berada di tangan manusia, di mana manusia bertindak mewakili pikiran sadar. Bila digunakan untuk menembak secara ngawur manusialah yang tetap bersalah, bukan senjatanya.
Demikian halnya ITB, dia memiliki kekuatan dahsyat tapi tidak perduli dengan efek dan motif perintah yang diterimanya. Karenanya jauhkan sejauh-jauhnya pikiran buruk, pikiran negatif tentang sesuatu karena ITB akan merespon sesuai dengan apa yang kita pikirkan atau yang kita rasakan.Seorang pegawai negeri bergolongan IIIA, secara teori untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga dengan anak 4 orang, bukan pekerjaan yang mudah. Jika yang bersangkutan berniat ingin menunaikan ibadah haji, yang biayanya mencapai 27 jutaan, akal pikiran akan mengatakan itu sebagai sebuah mimpi yang tidak berdasar. Dalam pandangan akal pikiran ide itu tidak pada tempatnya alias salah. Tetapi dalam pandangan ITB ide semacam itu sah-sah saja.
Dan ternyata akhirnya dia memang berhasil menunaikan rukun Islam yang ke 5 tersebut. Setelah terwujud barulah akal menerimanya, dan mencoba mencari tahu bagaimana hal itu dapat terjadi. Contoh kisah nyata : Seseorang memiliki seorang putri yang mengidap sebuah penyakit kulit yang sulit tersembuhkan. Sang ayah suatu hari berkata, saya bersedia memberikan lenganku ini asal penyakit putriku sembuh. Suatu hari keluarga itu melakukan refreshing bersama. Sayang jika mereka kemudian mengalami kecelakaan. Pada kecelakaan itu lengan sang ayah buntung, sesuai dengan ucapannya beberapa waktu yang lalu, dan uniknya berapa lama kemudian penyakit putrinya sembuh. Mungkin saja sang ayah saat berbicara sedang bermaksud melucu, tetapi ITB tidak paham bahwa itu sebuah lelucon. Baginya itu sebuah perintah!
6. ITB Tidak Bisa Membedakan Mimpi Dari Kenyataan
Yang sering membuat kita merasa ragu atas apa yang ingin kita capai adalah kerja pikiran sadar. Pikiran sadar bekerja berdasarkan informasi yang diterima panca indra lalu mengolahnya, lalu dianalisanya. Kerja pikiran sadar tidak keliru. Saat suatu keinginan sulit dicapai menurut analisa pikiran sadar maka ia menganggap keinginan itu sebagai sebuah mimpi indah. Bagi ITB yang memiliki kekuatan powerfull tidak ada yang sulit, dan tidak ada status mimpi bagi suatu keinginan. Baginya setiap keinginan bisa diwujudkan asal sungguh-sungguh, terencana dan sabar dalam menanti realisasi.
Pada saat pikiran sadar tak lagi mampu merealisasikan keinginan itu, seharusnya ia melimpahkan tugas itu kepada ITB dan jangan turut campur tangan lagi. Karena campur tanganpun tiada guna. Kesimpulan akhirnya tetap tak mampu memberi jalan keluar. Dalarn terminologi agama Islam kondisi menyerahkan penyelesaian kepada ITB, merupakan upaya berserah diri, tawakal kepada Allah. Sedangkan aktivitas yang dilakukan akal pikiran merupakan kesediaan kita melakukan usaha maksimal, kesediaan menjalani proses mental. Beberapa waktu yang lalu, penulis harus sudah sampai di terminal Lebak Bulus jam 17 untuk dapat berangkat menuju Kebumen menggunakan bus patas AC Executive Sumber Alam. Baru setengah perjalanan terjadi kemacetan yang luar biasa.
Dalam kondisi normal dengan kemacetan seperti itu sulit sampai di terminal dalam waktu 60 menit. Saat itu jam menunjukkan pukul 16.20. Perhitungan logika tidak mungkin tidak tertinggal.Segera saya menutup mata dan lakukan relaksasi, menutup semua jalan pikiran dan menyerahkan pada ITB. Mendadak kemacetan seperti mencair, mobil mulai bergerak. Ajaib dan aneh memang, tapi itulah kenyataan. Akibat terlalu gembira mata kernbali terbuka.
Kembali kecemasan menguasai diri akibat menyaksikan antrian mobil yang walau sudah mendingan tetapi masih tetap berstatus macet. Rupanya logika kembali berperan dan mengambil alih kerja ITB. Logika selalu beraktivitas berdasarkan masukan dari pancaindra. Kondisi macet yang diterima indra mata segera diolah akal pikiran. Menurut database pikiran, sisa waktu yang tersedia tidak mencukupi bagi saya untuk sampai disana tepat waktu.
Saya kembali kepada relaksasi dan yakin ITB mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, walau terasa tidak logis. Saya berimajinasi bahwa saya pada akhirnya akan pergi hari itu juga dengan bus tersebut. Sementara itu sayapun mempertajam kepekaan sambil menunggu jalan keluar yang ditawarkan ITB, kalau-kalau kemacetan tetap menjadi penghalang. Walau mobil angkutan tetap bergerak tetapi hampir tidak mungkin sampai di tujuan tepat waktu bila tidak ada kejaiban. Tiba-tiba terpikir ojek. Ya Ojek! Sayang tidak ada seorangpun tukang ojek di sekitar itu. Ketika kondisi sudah semakin kritis, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 17.15, berati 15 menit berlalu dari jam keberangkatan. ITB memberikan solusi. Lari!!
Segera saya berlari sekuat tenaga sejauh kira-kira 0.5 km. Meski sudah cukup terlambat, saya justru makin yakin bahwa saya tidak akan tertinggal dan tetap pergi sore itu juga. Allah lebih suka melihat hambaNya berhasil ketimbang melihat hambaNya gagal dalam mewujudkan keinginannya. Satu menit setelah saya menaiki tangga bus, bus itu segera berangkat. Yang tadi merupakan bayangan, yang tadi merupakan impian yang tadi merupakan kemuskilan kini sudah menjadi kenyataan. Saya puas berhasil melawan pikiran buruk yang nyaris menguasai diri. Bagi ITB, mimpi dan realita sama. Oleh sebab itu saat seseorang bermimpi dalam tidurnya, dia seolah-olah merasa apa yang terjadi alam mimpi itu sebagai suatu kejadian nyata. Dalam kasus di atas, kerja akal pikiran disumbat dan mekanisme penyelesalan diambil oleh oleh ITB.
Kondisi ini mirip saat seseorang sedang bermimpi tentang sesuatu yang menegangkan. Seperti telah disebutkan di bagian atas, saat tidur semua kerja organ internal tubuh berada di bawah kendali ITB, dan pikiran sadar tidak bekerja atau dengan kata lain ITB lah yang memegang kendali keseluruhan aktivitas saat manusia sedang tidur. Jadi, kejadian seseorang mampu menyumbat kerja akal pikiran dan menyerahkan kendali pada ITB mirip dengan kondisi orang tidur yang sedang bermimpi.
Kesimpulannya, jangan alergi dan cemas membuat mimpi-mimpi indah, sepanjang anda serius dan yakin mampu merealisasikamya.
Perhatikan betapa seorang anak berani secara lantang bercita-cita menjadi seorang presiden sementara siswa lulusan SMA merasa begitu kecut dan ragu saat harus membangun mimpi dapat diterima di sebuah perguan tinggi negeri. Padahal bermimpi itu gratis, dan tidak ada yang tahu tentang isi mimpi kita.
Tahukan anda mengapa Islam menganjurkan pemeluknya agar sering-sering mengajukan keperluannya kepada Allah, tidak perduli logis ataupun tidak?
7. Hindari Kata-Kata Berkonotasi Negatif
Saat mengajukan permintaan kepada ITB sebaiknya menghindari kata-kata yang berkonotasi negatif. Apalagi kita belum memiliki pengalaman yang cukup bahwa permintaan-permintaan kita akan dipenuhi ITB. Mereka yang baru pertama kali mencoba memberdayakan kekuatan ITB biasanya mengalami krisis kepercayaan, tidak percaya diri, ,alias tidak yakin. Saat itu peran akal pikiran masih sangat dominan. Artinya sekalipun dia mencoba memerintah ITB, yang sebenamya bekerja adalah pikiran sadar.
Untuk mengurangi rasa tidak yakin, hindari penggunaan kata-kata `jangan', `tidak', dan yang sejenisnya. Misalnya, 'Saya yakin besok tidak akan sakit'. jangan gagalkan usaha saya ini' dan seterusnya. Gantikan kalimat tersebut dengan 'Saya yakin besok akan baik-baik saja', 'Saya yakin usaha saya sukses dengan sangat memuaskan'. Saya yakin Allah lebih cinta pada hambaNya yang sukses.
Saya yakin mendukung usaha saya ini. Kata-kata yang berkonotasti negatif seringkali merupakan refleksi imajinasi dari kondisi jiwa yang bersangkutan. Seperti telah dijelaskan di atas, untuk terwujudnya sebuah mimpi ataupun keinginan perlu adanya keyakinan. Keyakinan dapat diperbesar dengan membayangkan bahwa apa yang kita dambakan memang akan terkabul.
Bila kita berharap dapat memiliki sebuah mobil Kijang Innova enam bulan kedepan, maka datanglah ke showroom mobil tersebut. Masuklah kedalamnya, amati semua yang ada di dalam mobil tersebut. Perhatikan design interior, kursi mewah, ruangan maupun perlengkapan yang ada di dalamnya. Lakukan test drive bila memungkinkan. Abadikan semua aktivitas anda di showroom tersebut dengan sebuah kamera. Bayangkan anda sebenarnya telah memiliki mobil tersebut saat ini. Setengah tahun kedepan hanya merupakan urusan administrasi belaka.
Letakkan hasil bidikan kamera di depan meja kerja anda, sehingga dapat anda lihat setiap hari. Setiap kali melihat photo tersebut coba endapkan dalam imajinasi anda. Bayangkan seakan-akan anda telah jalan bersama keluarga memakai mobil tersebut. Jika usaha ini berhasil maka dalam benak anda akan tersimpan sebuah keyakinan bahwa hanya masalah waktu mobil itu menjadi milik anda. Pada saat seperti itu, bayangan kegagalan dengan sendirinya akan tersingkir dari benak anda.
Sebaliknya bila anda lebih fokus pada kesulitan yang ada, maka benak anda akan dipenuhi imajinasi tentang kesulitan bagaimana cara mewujudkan impian tersebut. misalnya, alih-alih melakukan survey ke setiap showroom yang ada, anda justru sibuk menghitung tabungan bulanan yang sepertinya fidak cukup memadai untuk membeli sebuah mobil. Terbayang pengeluaran tak terduga yang akan menyerap dana cadangan.
Memikirkan pengeluaran pendidikan anak-anak yang semakin bertambah dan memikirkan tentang kemungkinan gangguan kesehatan yang mungkin terjadi pada keluarga anda sehingga akan semakin memperlemah dana cair yang tersedia. Memang demikian cara akal bekerja untuk anda. Dan tidak ada yang salah padanya. Tetapi jelas sekali pengaruh yang ditimbulkan bagi anda. Optimisme anda akan semakin melemah. Keragu-raguan semakin mengental. Anda telah menjadi korban logika anda sendiri. Kemampuan akal pikiran memang sebatas yang logis saja. Sesuatu yang tidak logis akan sulit diterima akal. Perhatikan kisah-kisah ajaib yang dialami orang lain. Orang miskin yang mampu menunaikan ibadah haji.
Pedagang rokok yang mampu mengirim seluruh anak-anaknya ke perguruan tinggi. Mengatasi hal-hal yang tidak mungkin dan tidak logic memang tugas ITB.Caranya, hentikan kerja akal pikiran anda. Biarkan ITB mengambil alih tugas itu. Menggunakan kata-kata negatif melemahkan optimisme kita. Pengaruh lainnya adalah justru kegagalan yang terbayang dan memenuhi benak kita. Bayangkan kalimat `saya yakin akan sukses meraih mobil itu dalam waktu 6 bulan', maka benak anda akan terisi oleh hal-hal tentang kesuksesan. Kata `sukses' itu sendiri akan mentriger ITB ke arah sana.
Sebaliknya dengan mengatakan saya tidak akan gagal meraihnya, maka benak anda akan dipenuhi oleh kata kunci `gagal'. Kata kunci `tidak gagal' memang diabaikan oleh ITB. Kata kunci inilah ditangkap oleh ITB. Sekali kata ini mengendap kuat dalam pikiran bawah sadar anda, kegagalan tampaknya benar-benar akan menemui anda dalam waktu dekat.
Tahukan anda mengapa Islam menganjurkan pemeluknya untuk selalu optimis dan jangan mudah
berburuk sangka pada Allah?
8. ITB Tidak Mampu Merespon Dua Hal Yang Bertentangan
Di atas telah disebutkan bahwa bila keinginan yang kita ajukan kepada ITB bertentangan dengan keyakinan atau perasaan kita, maka permintaan itu tidak direspon. Dua keinginan yang saling bertentangan tidak akan direspon oleh ITB. Misalnya kita menginginkan menjadi seorang dermawan tapi sekaligus bakhil, kecuall merinnci keinginan itu lebih detail Iagi. Seperti, dermawan bagi sesama manusia dan bakhil bagi diri sendiri.
Selain itu ITB akan lebih cepat merespon keinginan yang singkat, jelas serta tunggal bila mungkin. Menjadi manusia taqwa lebih mudah direspon, dari pada ingin menjadi manusia penyabar, dan dermawan, dan pemaaf, dan penyantun, dan sekaligus tidak sombong. Itu ditafsirkan sebagai permintaan jamak, bukan tunggal. Meminta diri menjadi manusia taqwa akan menghasilkan saran-saran yang diberikan ITB bagaimana menjadi manusia taqwa sesuai dengan kondisi kita.
ITB akan melakukan saran dan langkah-langkah yang integral, seimbang dan harmonis sehingga watak penyabar, pemaaf, penyayang yang memang merupakan bagian karakter taqwa dapat menjadi bagian dari akhlak kita. Salah satu langkah yang mungkin ditunjukkannya adalah kita menemukan buku yang mampu menyentuh jiwa, sehingga kita tergerak untuk sekuat tenaga berusaha menjadi manusia. taqwa. Atau kita dipertemukan dengan seseorang yang mampu menjadi penasehat spiritual kehidupan kita.
Tahukah anda mengapa Islam melarang pemeluknya menghatalkan segala cara meski untuk sehuah tujuan yang luhur?
9. ITB Lebih Cepat Merespon permintaan yang Berulang-Ulang
Permintaan yang dilakukan berulang-ulang pada hakikatnya bertujuan untuk rnemperbesar keyakinan. Jadi bila dengan sekali minta kita sudah yakin bahwa keinginan akan terkabul, permintaan tidak perlu dilakukan berulang-ulang. Bahkan terkadang tanpa memintapun bila sudah sangat yakin tak mengapa tidak dilakukan permintaan tersebut.Seorang karyawan yang sangat yakin tiap akhir bulannya menerima gaji, tidak pernah melakukan permintaan kepadaNya. Padahal kenyataannya tidak ada jaminan bahwa setiap akhir bulan ia akan menerima gaji.
Apalagi bila dikaitkan kondisi saat ini, di mana sangat mungkin secara mendadak karyawan di phk perusahaan. Dia tidak meminta karena sudah yakin bahwa ia akan menerima gaji pada akhir bulan, sekalipun bila ditanya ia tidak berani memastikan begitu. Setiap kita sangat yakin esok hari masih akan melihat matahari terbit, karenanya kita jarang meminta agar dipanjangkan umur. Padahal tidak ada jaminan bahwa usia kita masih berlanjut. Dalam perspektif Islam sendiri sebuah do'a itu dapat merubah sebuah taqdir. Kita tahu doa tidak lain adalah sebuah keinginan.
Kita memiliki keyakinan penuh bahwa esok hari masih dapat bernapas, sekalipun mungkin ada orang lain yang mengatakan bahwa usia kita tinggal hari itu, kecil kemungkinan kita mempercayainya bukan? Seorang yang kaya raya cenderung akan tetap kaya, seseorang yang miskin akan cenderung bertahan dengan kemiskinannya. Yang kaya sangat yakin akan terus kaya, keyakinan ini akan mendorongnya berwirausaha atau melakukan investasi sehingga kekayaannya terus, berkembang. Hal yang sama terjadi pula pada mereka yang mengalami kemiskinan.
Keinginan yang disertai keyakinan pasti terkabul.Dari contoh-contoh di atas keberhasilan~teberhasilan dapat terjadi meski tanpa berdoa kepada Allah. Terlalu banyak anugerah maupun rejeki yang kita terima dari Allah tanpa pernah memintaNya. Prinsip ini sudah menjadi sebuah Sunatullah. ITB menjadi hukum alam (sunatullah) karena prinsip ini. Tidak heran Islam menganjurkan kita memperbanyak doa untuk menangkal taqdir-taqdir yang tidak kita sukal. Untuk hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari kita memang sering lalai berdoa dan meminta kepadaNya.
Berapa kali kita berdoa agar dipanjangkan umur? Hal itu terjadi sebab umumnya kita sangat yakin esok masih bisa menjalankan sholat wajib. Karena sudah sangat yakin kita jarang berdoa. Untuk lolos test masuk keria kita butuh permintaan yang berulang-ulang kepada ITB agar harapan kita dapat terwujud. Pengulangan benar-benar dibutuhkan untuk meningkatkan. keyakinan. Saat sudah sangat yakin umumnya orang menghentikan doanya. Dan kebanyakan dari kita saat sedemikian yakin akan diterima, mungkin justru lupa berdoa.
Tahukan anda mengapa Islam menganjurkan pemeluknya agar berdoa secara berulang kali, dan tidak boleh tergesa-gesa mengharapkan hasil?
10. ITB Sangat Baik Dilakukan Saat Perut Kosong Dan Rileks
Jangan coba-coba mengajukkan permintaan saat kita dalam keadaan tegang, akan cenderung gagal. Sangat dianjurkan bila permintaan yang kita ajukan tersebut dilakukan saat perut sedang kosong, atau 3 jam setelah kita melakukan makan kenyang. Kondisi tidak tegang (rileks) biasanya akan lebih mudah diperoleh saat kita berada di ruangan yang cukup sejuk, jauh dari kebisingan dan tidak ada cahaya yang langsung mengenai ruangan tersebut. Cahaya yang masuk bila mungkin adalah cahaya-cahaya pantulan, prinsipnya cahaya yang ada sebaiknya remang-remang. Gelap tidak terangpun tidak.
Tahukan anda mengapa Islam sangat menganjurkan ummatnya, mengajukan permintaan kepadaNya di tengah malam?
11. Tingkatkan Kepekaan Saat Menunggu Jawaban ITB
Setelah mengajukan permintaan kepada ITB tentang sesuatu, pertajam kepekaan kita. ITB akan memberikan jalan keluar yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut. Bila keinginan itu adalah terbebas dari sakit kepada tanpa minum obat, tentu saja tidak perlu menunggu informasi dari ITB. Bila keinginan itu adalah untuk menjadi orang terkenal misalnya, maka informasi yang akan diberikan ITB mungkin saja adalah diminta menemui seseorang, atau bekerja lebih keras dalam bidangnya, atau pergi ke toko buku sehingga mendapatkan suatu cara atau metoda yang tepat untuk itu. Kemunculan informasi ini datangnya seperti inspirasi, waktunya tidak menentu.
Karenanya kita harus mencoba menunggunya. Memanfaatkan ITB tidak beda saat kita memanfaatkan akal pikiran. Perlu disyukuri dan hanya digunakan untuk tujuan-tujuan yang positif. Ini perlu disadari betul, karena ITB memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Sekali lagi perlu keberhati-hatian ekstra.
Tahukan anda Allah yang Maha Pemberi dan Adil senantiasa memberikan kita petunjuk sekalipun kita tidak memintanya. Kita tidak menyadari hal ini karena kita sering mengabaikan bisikan suara Kati dan lebih fokus dan tertarik pada keinginan hawa nafsu (ambisi) kita sendiri.
Benarkah Perlu Keyakinan 100%?
Kita tahu yang sering ditemui manusia biasanya adalah apa yang ditakutkannya. Saat seseorang berharap jangan gagal, justru kegagalanlah yang mendatanginya. Saat seseorang berharap betul tidak akan sakit, justru hal itulah yang menghampirinya. Jika anda berpikir bahwa anda tidak mampu, maka gaga-lah apa yang sedang anda upayakan. Jika anda berpikir sukses, maka anda akan meraih kesuksesan. Secara absolut sesungguhnya kita tidak akan pernah yakin 100 % mampu meraih apa yang kita inginkan. Jika kurang berhati-hati tanpa sengaja kita telah melompati 'pagar takabur'. Dan hal semacam ini tidak dibenarkan oleh Islam.
Boleh saja bersikap demikian asal keyakinan 100 % itu berbunyi seperti ini misalnya, saya yakin 100 % Allah akan membantu usaha ini. Sekali lagi perlu berhati-hati, iblis tidak akan pernah rela melihat hubungan yang sedemikian akrab antara seorang hamba dengan Tuhannya. Keyakinan semacam itu hanya mungkin bila kita memiliki kedekatan yang luar biasa denganNya.Setiap saat keyakinan sebagaimana digambarkan di atas akan dengan mudah digelincirkan kepada keyakinan bahwa kesuksesan yang akan dicapai bertumpu pada kemampuan diri sendiri, dan bukan lagi anugerah Tuhan. Secara etika kita disarankan untuk selalu berkata Insya Allah.
Tetapi disinilah letak kontradiksi itu. Berarti ada sedikit keragu-raguan, karena keyakinan tersebut tidak lagi 100%. Beberapa teori tentang penggunaan ITB mengharuskan keyakinan 100% untuk sebuah kesuksesan. Sedikit saja ada keraguan, terbuka peluang gagal total! Mari kita gunakan pendekatan kombinasi. Sesungguhnya mereka yang berhasil meraih kesuksesan adalah mereka yang yakin pada kemampuan dirinya dan mereka yang tidak takut menghadapi kegagalan. Sekali kita memiliki perasaan takut gagal, apalagi porsinya melebihi keyakinan yang ada, hampir pasti kegagalanlah yang akan kita temui. Data menunjukkan mereka yang sukses adalah mereka yang tidak alergi dengan kegagalan. Mengapa demikian? Mereka tidak alergi kegagalan karena telah terbiasa mengalami kegagalan, sekaligus menjadi paham bagaimana menghindari kegagalan.
Berbagal gejala kegagalan dengan mudah terbaca secara dini, justru karena telah sering gagal, justru karena telah memiliki jam terbang yang memadai. Jadi para peraih kesuksesan adalah mereka yang paling banyak mengalami kejatuhan. Kebanyakan orang memandangnya hanya dari sisi kesuksesannya saja, tidak melihat aspek kegagalan yang pernah dijalaninya. Jika kita hanya sibuk dan fokus pada kegagalan yang mungkin terjadi, ketakutan pada kegagalan semakin membesar dan hal ini akan memperkecil keyakinan sukses. Tanpa sadar kita telah mendekati kegagalan itu sendiri. Sebaliknya jika sejak awal kita telah merelakan kemungkinan terjadinya kegagalan, maka dengan demikian kegagalan tidak lagi menjadi hal pokok yang dipikirkan. Konsentrasi dan kekuatan pikir kita dapat terfokus pada cara bagaimana meraih kesuksesan.
Tidak lagi berputar-putar pada pembahasan bagaimana jika gagal, bagaimana jika begini dan bagaimana jika begitu. Boleh jadi keyakinan 100% jenis inilah yang dimaksud para pakar ITB. Keyakinan meraih kesuksesan sekaligus kesiapan untuk menerima kegagalan. Dan ini sangat sesuai dengan prespektif Islam jangan heran jika anda mendapatkan orang yang terampil sekali minum obat 10 butir sekaligus adalah orang yang sering sakit. Orang yang paling piawai mengendarai mobil adalah seorang pembalap. Orang yang pakar memimpin rang lain adalah orang yang terbiasa terlibat dalam organisasi. Perenang yang handal adalah mereka yang pasti akrab dengan kolam renang.
Mereka yang biasa mengambil kredit 5M adalah pengusaha besar yang pernah mengambil kredit 10M. Seluruhnya pernah mengalami peristiwa tidak menyenangkan pada bidang yang mereka tekuni. Mereka selalu bangkit kembali setiap kali menghadapi kejatuhan. Mereka tidak memperdulikan berapa kali harus jatuh bangun, mereka lebih antusias memikirkan bagaimana harus bangkit kembali. Jelasnya, mereka yang takut menghadapi kegagalan memang tidak akan pernah mengalaminya tetapi juga tidak akan pernah meraih kesuksesan!
KESIMPULAN Prinsip - Prinsip ITB
ITB adalah pikiran bawah sadar yang bekerja sesuai dengan isi perasaan dan perintah pikiran sadar manusia, bila perintahnya tentang keburukan dan kejahatan, yang bersangkutan benar-benar akan mengalami apa yang diyakini atau yang dipikirkannya. ITB hakikatnya merupakan sebuah Hukum Alam (Sunatullah), ditemukan oleh ilmuwan barat. Kenyataan Sunatullah ini memungkinkan bagi siapapun untuk memanfaatkan Intelegensi Tanpa Batas (ITB), sebagaimana halnya api, air, istrik, dan angin bisa dimanfaatkan oleh siapapun an dapat pula menghancurkan siapapun. Bagi seorang muslim, ITB dapat digunakan untuk mempersempit jarak antara hamba dan Kholiqnya (tanpa hijab).
Fungsi Utama Intelegensia Tanpa Batas :
1. Membantu memenuhi keinginan manusia.
2. Membantu mengendalikan pikiran dan perasaan.
3. Membuang hijab antara manusia dan Sang Pencipta.
Cara Menyampaikan Keinginan Kepada ITB
1. ITB bekerja berdasarkan keyakinan (kepercayaan).
2. Keyakinan dapat dibangun dengan pengulangan dan imajinasi.
3. Sebutkan permintaan secara jelas, hindan bermakna ganda.
4. ITB tidak mampu membedakan mimpi dan bukan mimpi (kenyataan).
5. ITB tidak mengenal baik-buruk, salah-benar, lucu ataupun tidak.
6. ITB merespon secara apa adanya dan segera memprosesnya.
7. ITB butuh parameter waktu, untuk menentukan waktu realisasi.
8. Lama pencapaian tergantung faktor-faktor eksternal dan internal.
9. ITB tidak merespon dua permintaan yang bertentangan.
ITB Butuh Kondisi Dan Situasi sebagai berikut :
1. Rileks, sangat tidak boleh dalam keadaan stress (tegang).
2. Sebaiknya dilakukan setelah melakukan Relaksasi (Meditasi).
3. Perut dalam kondisi kosong (3 jam setelah makan kenyang).
4. Butuh ruangan yang sejuk, tidak panas dan tidak dingin.
5. Butuh ruangan yang remang atau gelap.
6. Butuh ruangan yang jauh dari kebisingan atau keramaian.
7. Sebaiknya dilakukan dimalam hari atau dipagi hari.
• Intisari Kesimpulan : Setiap keinginan yang jelas dan akurat yang disampaikan kepada ITB, pasti direspon dan diproses sepanjang yang bersangkutan meyakininya. Keyakinan dapat diperoleh asal syarat dan prosedurnya dipenuhi. Inilah sifat Rahman dan Adil Sang Maha Pencipta.
Membayangkan Sesuatu = Berdoa Minta Sesuatu
Berpikir Tentang Sesuatu = Berdoa Minta Sesuatu
Aku Seperti Yang Diprasangkakan HambaKu
Setiap Doa Pasti Dikabulkan Oleh Allah
Berpikir tentang keburukan dengan penuh penghayatan, sama artinya meminta kepada Allah tentang keburukan tersebut. Pasti dikabulkan. Jika menganggap Allah seburuk itu, pasti diijabah olehNya. Jauhi sejauh-jauhnya pikiran buruk tetangNya. Jika sukses memerlukan usaha kera kegagalan tidak membutuhkan usaha apapun.
Peran Refaksasi Dalam Memanfaatkan ITB
Relaksasi adalah suatu aktivitas manusia dalam rangka mencapai suatu kondisi yang stabil baik fisik, mental, pikiran maupun emosi. Sebutan yang lebih mudah dipahami adalah meditasi. Dalam Islam lebih dikenal dengan istilah dzikrullah. Relaksasi memegang peranan yang sangat penting dalam upaya memberdayakan kemampuan ITB. Tanpa relaksasi rasanya sulit sekali seseorang akan berhasil mengaktifkan kerja ITB. Mengapa demikian?
Kekuatan bawah sadar (ITB) baru bisa diaktifkan bila kita berada dalam keadaan status alpha. Saat kita menulis sesuatu sambil mendengarkan musik, kemudian bila ada kendaraan berlalu di depan rumah, kita mampu mendengarnya, itu pertanda kita berada dalam kondisi beta. Dalam kondisi ini kita bisa memikirkan dua atau lebih hal secara sekaligus. Saat kita menulis kita berpikir sesuatu yang akan ditulis, sambil menikmati musik (mendengar), dan sadar ada mobil yang lewat. Setidaknya ada 3 hal yang bisa diingat oleh pikiran kita.
Saat seseorang menjalankan pesawat terbang super modern, mungkin saja pikirannya harus memonitor 10-20 panel sekaligus. Belum lagi kondisi badannya, apakah sakit kepala, sakit perut atau tidak, posisi duduk cukup nyaman atau tidak dan seterusnya. Semakin banyak yang dipikirkan otak secara simultan dalam waktu yang semakin lama, akan semakin meningkatkan ketegangan (stress) yang ada. Dalam kondisi demikian, suara ITB sulit sekali tertangkap. Suara ITB kalah prioritas dibanding panel-panel kontrol tersebut.
Masih ingat bukan, pikiran sadar bekerja karena ada informasi masuk yang berasal dari panca indra, terutama indra penglihatan dan pendengaran. Suara ITB sendiri dapat terdengar bila pikiran sadar dinonaktifkan. Ini dapat dilakukan bila kita menonaktifkan kerja panca indra. Mata ditutup, telinga disumbat, kerja pikiran dan perasaan dihentikan bila mungkin. Ini adalah cara praktis memasuki kondisi alpha. Cara paling efektif menangkap suara ITB adalah kalau kita dapat memasuki kondisi alpha. Dalam kondisi alpha hanya ada satu hal yang dapat dikerjakan oleh pikiran sadar.
Kalau kita menyumbat pikiran sadar dan menunggu jawaban ITB atas keinginan yang baru saja kita sampaikan, maka satu-satunya informasi yang berada di pikiran sadar adalah yang diberikan oleh ITB. Seperti disebutkan di atas, kondisi alpha dapat diperoleh bila kita mengistirahatkan semua panca indra, pikiran dan perasaan kita. Bila mungkin organ-organ kita yang lain. Oleh sebab itu saat memasuki kondisi alpha sangat dianjurkan kita berada di ruangan yang sejuk, remang-remang, sangat dianjurkan malam hari agar diperoleh suasana tenang dan hening. Semua ini dilakukan agar konsentrasi kita tidak terganggu, misal oleh suara bising, cahaya yang masuk atau oleh bau-bauan yang tidak sedap.
Perut yang kosong bertujuan mengistirahatkan kerja organ-organ pencernaan makanan. Relaksasi dimulai dengan menutup kedua mata kita seperti orang tidur. Saat relaksasi kita diperintahkan mengabaikan semua lintasan pikiran yang masuk (jangan dilawan ataupun diikuti hal-hal yang tiba-tiba memasuki pikiran kita). Kitapun diperintahkan untuk mengambil posisi sesantai mungkin. Bila muncul rasa gatal dibagian tangan misalnya kita dibolehkan menggaruk secara perlahan. Bila rasa gatal tidak digaruk dikhawatirkan akan rnemancing pikiran memikirkannya.
Hal yang sama bila kita ingin bersin dan batuk, jangan ditahan. Lakukan sepelan mungkin. Saat melakukan relaksasi kita diminta untuk mengucapkan kata-kata 'rilis'* sepelan mungkin, selembut mungkin seolah-olah kita berbisik kepada seorang bayi. Itupun dilakukan hanya dalam hari. Katakan kata-kata 'rilis'* tanpa bersuara. Ucapkan kata tersebut setiap 15-20 detik sekali. Angka 15-20 bukanlah harga mati, sekedar perkiraan saja.
Melenceng pun tidak mengapa. Kitapun diminta untuk menghindari imajinasi apapun yang muncul dalam pikiran agar konsentrasi kita tidak terganggu. Pendek kata, semua hal dilakukan agar kondisi hening terpenuhi. Apabila kondisi hening (alpha) ini tercapai, maka keinginan yang akan kita ajukan (disimpan pikiran sadar) akan menjadi satu-satunya informasi yang sampai ke tangan ITB.
* Rilis adalah semacam kata yang ditujukan untuk melepaskan ketegangan-ketegangan, juga dimaksudkan untuk memusatkan perhatian kita pada satu titik. Kata ini bisa juga diganti dengan kata-kata seperti; Allahu Akbar, Alhamdulillah, Subhanallah, dan sebagainya.
Setelah menerima permintaan ini ITB akan mengolah dan jawaban akan diberikan kepada pikiran sadar, bisa diberikan segera bisa juga setelah beberapa lama kemudian. Selama proses relaksasi berlangsung terjadilah apa yang disebut proses pelepasan ketegangan. Gelembung-gelembung udara serasa keluar dari kepala kita. Gejala yang muncul pada tiap, orang tidak sama. Umumnya orang merasa sangat mengantuk, muncul rasa gatal pada bagian-bagian tertentu pada tubuh, ada keinginan untuk bersin, batuk, atau pusing walau saat itu tidak sedang terkena influensa. Pusingpun ada yang berat ada pula yang ringan.
Semua itu bersifat sementara, akhirnya akan hilang dengan sendirinya. Usai relaksasi badan biasanya menjadi ringan, karena sebagian stress lepas dari diri kita. Ini proses pelepasan ketegangan yang paling efektif. Saat seseorang berada jauh dari ketegangan, keinginan-keinginannya mudah didengar ITB dan direalisasikan. Tidaklah terlalu mengherankan bila Islam sangat menganjurkan dzikrullah agar diperoleh ketenangan. Ketenangan rnernbuahkan keyakinan bahwa do'a kita akan terkabul. Hanya dengan ingat kepada Allah (dzikrullah) hati akan menjadi tenang. (QS :13;28) Relaksasi diakhiri dengan membuka mata secara perlahan-lahan, agar tidak muncul reaksi sakit kepala.
• Program Pemulihan Mental Pada Relaksasi
Seperti kita ketahui bahwa setiap keinginan manusia yang tidak terpenuhi akan menimbulkan kekecewaan dalam hati kita. Setiap kekecewaan akan disimpan dalam memori di otak. Tentu saja yang disimpan bukan hanya kekecewaan tapi juga kesedihan, kemarahan, dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Kita bisa mengkalkulasi berapa banyak dalam sehari kita mengalami kesedihan, kemarahan, ataupun kekecewaan. Bila dalam sehari kita mengalami ketiga jenis perasaan tersebut, berarti dalam setahun saja jumlahnya sudah melebihi angka 1000. Kalau mau lujur jumlah tersebut merupakan jumlah minimal.
Dapat dibayangkan berapa banyak perasaan-perasaan negatif yang harus diingat selama 5 tahun. Karena otak manusia tidak hanya dipergunakan untuk mengingat perasaan negatif ini, tapi juga digunakan untuk berpikir dan berpikir keras, maka untuk mempertahankan kinerja otak, sebagian perasaan-perasaan negatif tersebut disimpan ke pikiran bawah sadar bukan lagi di pikiran sadar. Menurut hasil penelitian terakhir yang dilakukan RSCM, sewaktu-waktu perasaan negatif ini akan muncul kepermukaan di masa yang akan datang, bahkan walau telah berlalu selama 20 tahun. Mereka yang mengalami penimbunan emosi-emosi negatif ini, akan kehilangan sebagian besar kemampuan berpikirnya.
Cukup logis karena sumber kekuatan kita terpecah, sebagian untuk mengatasi kekecewaan yang dipendam, sebagian lagi untuk berpikir. Kepribadian pun bukan saja tidak akan berkembang secara optimal, bahkan dapat menimbulkan gangguan kejiwaan. 80% kemampuan manusia tidak dapat dimanfaatkan secara optimal bila mereka terlalu banyak menimbun emosi atau perasaan negatif tersebut. Yang bersangkutan cenderung menutup diri, apatis, sangat sensitif, tidak percaya diri dan sebagainya. Bila dia seseorang yang berusaha menjadi orang yang taat beragama maka ia akan menyimpan dendam dan kekecewaan kepada Allah, walau mungkin is menyangkalnya. Dalam kondisi demikian sangat sulit baginya untuk memanfaatkan ITB.
Selalu ada jarak yang cukup jauh (hijab) antara dirinya dengan Allah. Dia tidak yakin bahwa Allah menyayanginya. Pengalaman masa lalunya menguatkan akan hal itu, perasaan sedih, kecewa, penasaran karena seringnya dia menemui kegagalan, tidak pernah mau lenyap dari perasaanya. Tidak mudah bagi siapapun untuk mengatasi kendala ini. Amat sulit. Sampai kemudian ditemukan metode relaksasi ini. Metode relaksasi merupakan pengangkat stres-stres yang mengeram dalam diri manusia. Mereka yang telah melakukan metoda ini dalam waktu 2 minggu saja sudah mulai merasakan kenyaman dan ketenangan jiwa, karena sebagian ketegangan-ketegangan yang menekan dirinya sudah terangkat. Dalam waktu 3 bulan saja mulai ada perubahan perilaku kearah yang sangat positif.
Untuk mengangkat emosi-emosi negatif yang sudah menjadi kerak dalam pikiran bawah sadar, teknik relaksasi perlu disempurnakan. Tidak cukup hanya sebatas mengucapkan kata-kata 'rilis' saja, perlu ditambah dengan program lain. Program-program itu adalah : Program memaafkan kehidupan, program memaafkan orang lain, program menang kalah, program memberi dan menerima kekayaan, program memberi dan menerima kehidupan dll. Secara lebih rinci program-program tersebut adalah sebagai berikut :
1. Program Memberi Dan Menerima Kehidupan
Tahap I : Baca rills selama 20 menit setiap 15 detik
Tahap II : Istirahat selama 3 menit (tetap menutup mata)
Tahap III : Baca kalimat-kalimat berikut.
Maukah saya memberikan kehidupan saya?
Mau !
Kapan?
Sekarang!
Saya bersedia memberikan kehidupan saya?
Sekarang juga!
Maukah saya menerima kehidupan saya?
Mau!
Kapan?
Sekarang!
Saya bersedia menerima kehidupan saya sekarang juga!
Tips : Selama membaca kata-kata 'rilis' bila terlalu banyak lintasan pikiran yang masuk yang tidak bisa dibendung, coba dengarkan suara yang keluar dari telinga kanan dan telinga kiri, bila tidak mendengar apa-apa teruskan saja. Bila mendengar suara 'nging' (suara kesunyian) itu pertanda baik. Lakukan hal yang sama selama istirahat 3 menit.
Efek : biasanya mengantuk/pusing. Jalankan program ini selama 1-2 minggu dan hentikan setelah tidak lagi merasa pusing dan ngantuk atau setelah tidak merasa ada perlawanan dan' dalam perasaan kita.
Prinsipnya : Latihan program ini dihentikan setelah kita bisa menerima kalimat - kalimat di atas saat pengakuan atau pembacaan dalam hati dilakukan.
2. Program Memaafkan Sisi Gelap Kehidupan
Tahap I : Baca rilis selama 20 menit setiap 15 detik.
Tahap II : Istirahat selama 3 menit (tetap menutup mata)
Tahap III : Baca kalimat-kalimat berikut.
Maukah saya memaafkan sisi gelap kehidupan saya ?
Mau!
Kapan?
Sekarang juga!
Saya bersedia memaafkan sisi gelap kehidupan saya sekarang juga !
Tips, efek maupun prinsipnya tidak beda dengan program pertama.
3. Program Memaafkan Seseorang
Program ini mirip dengan program memaafkan sisi gelap kehidupan dengan sedikit modifikasi.
Tahap I : Baca program rilis selama 20 menit.
Tahap II : Lalu istirahat kira kira 3 menit dengan tetap tutup mata.
Tahap III : Baca kalimat-kalimat berikut
Maukah saya memaafkan kesalahan si Fulan ?
Mau!
Kapan?
Sekarang juga!
Saya, bersedia memaafkan kesalahan si Fulan sekarang juga !
Efek pembacaan program ini lebih dahsyat dari program sebelumnya.
Bila anda belum bersedia memaafkan orang yang pernah menyakiti anda, setelah relaksasi anda akan cenderung uring-uringan tanpa sebab yang jelas. Anda menjadi lebih sensitif. Itu pertanda jiwa anda berontak, belum bersedia memaafkan kesalahannya. Lanjutkan sampai tidak ada perlawanan dari dalam. Program boleh dihentikan bila kira merasakan perlawanan dari dalam terlalu keras. Kembali ke program sebelumnya, setelah cukup kuat baru kembali lagi ke program ini. Ketika anda terluka oleh perilaku seseorang segera bacakan program ini dalam hati sambil menarik nafas dalam-dalam.
4. Program Memberi Dan Menerima Kekayaan
Tahap I Baca rills selama 20 menit setiap 15 detik
Tahap II Istirahat selama 3 menit (tetap, menutup mata)
Tahap IIIBaca kalimat-kalimat (program) berikut.
Maukah saya memberikan kekayaan saya ?
Mau!
Kapan?
Sekarang!
Saya bersedia memberikan kekayaan saya sekarang juga!
Maukah saya menerima kekayaan saya ?
Mau!
Kapan?
Sekarang!
Saya bersedia menerima kekayaan saya sekarang juga!
Efeknya lama kuatnya dengan program memaafkan seseorang. Pusing, mengantuk, dan sensitif. Bila tidak tahan bisa dihentikan untuk sementara waktu. Program ini merupakan program pasangan. Bila pembacaan program memaafkan seseorang/kehidupan dilakukan dipagi hari, lakukan program ini di malam, hari. Atau dapat juga sehari baca program ini sehari kemudian baca program memaafkan seseorang atau kehidupan.
5. Program Kalah Dan Menang
Tahap I : Baca rilis selama 20 menit setiap 15 detik
Tahap 11 : Istirahat selama 3 menit (tetap menutup mata)
Tahap III : Baca kalimat-kalimat (program) berikut.
Maukah saya melepaskan kemenangan saya ?
Mau !
Kapan?
Sekarang!
Saya bersedia melepaskan kemenagan saya sekarang juga
Maukah saya menerima kemenagan saya?
Mau !
Kapan?
Sekarang!
Saya bersedia menerima kemenangan saya sekarang juga!
Efeknya lebih kuat darl seluruh program yang ada. Bila tidak tahan bisa dihentikan untuk sementara waktu. Membutuhkan waktu yang cukup lama agar seseorang mampu menerima kekalahan kapan saja dan memberikan kemenangan kapan saja kepada orang yang paling dibencinya sekalipun.
6. Program Memberikan Kasih Sayang
Tahap I : Baca rills selama 20 menit setiap 15 detik.
Tahap II : Istirahat selama 3 menit (tetap menutup mai4).
Tahap III : Baca kalimat-kalimat (program) berikut.
Maukah saya memberikan, kehidupan, cinta dan kasih sayang ?
Mau!
Kapan?
Sekarang!
Saya bersedia memberikan kehidupan, cinta dan kasih sayang saya sekarang juga!
Maukah saya menerima kehidupan, cinta dan kasih sayang ?
Mau!
Kapan?
Sekarang !
Saya bersedia menerima kehidupan, cinta dan kasih sayang saya sekarang juga !
Setelah seseorang mampu melewati keenam program di atas dengan hasil bagus, artinya tidak ada lagi perlawanan dari dalam diri anda sendiri, maka memanfaatkan ITB menjadi suatu hal yang sangat mudah. Saat permintaan-permintaan yang anda ajukan kepada ITB selalu terwujud, maka dapat dikatakan hijab anda dengan Allah mulai menipis atau bahkan sudah menghilang. Setiap yang diharapkan melalui doa selalu teriringi keyakinan akan terkabulnya harapan tersebut.
Peran Relaksasi Dalam Membangun Hubungan Harmonis Dengan Sang Maha Pencipta
Di depan telah diutarakan bahwa Inteligensi Tanpa Batas dapat diberdayakan sebagai salah satu alternatif untuk membuka hijab antara seorang hamba dengan Kholiq. Dengan kata lain, ITB dapat digunakan untuk membangun dan menumbuh kembangkan hubungan yang lebih akrab, lebih dekat dan lebih hangatdenganNya sebagai Tuhan yang Maha Pemurah. Sekalipun Dia merupakan sesembahan kita yang harus kita prioritaskan dalam segala hal, tetapi jangan sampai lupa bahwa Diapun merupakan Dzat Yang Maha Kuasa lagi Maha Kaya, Maha Pemberi dan Maha Pemurah lagi Maha Penyantun. Maha Melihat dan Maha Mendengar. Maha Bijaksana dan Maha Sabar. Maha Memahami. Pendek kata, Dia Maha Mempesona.
Karenanya, tidak ada sesuatu yang lebih memahami diri kita, kesulitan kita, kelemahan kita selain Dia. Dialah Allah, Pemelihara seluruh makhluknya sepanjang masa tanpa pernah merasa letih. Segala puja dan puji bagiNya. Benarkah hubungan kita denganNya dapat menjadi sedemikian dekat? Tentu saja! Dengan segala ke-Maha BesaranNya, kita akan menuju level itu, bahkan dapat berkembang lebih dari itu. Dia memang merupakan Tuhan kita, sesembahan kita. Tetapi Diapun dapat menjadi sahabat kita. Sahabat sejati tempat kita curhat, tempat kita berkeluh kesah saat kita rnenemui problema berat dalam keluarga. Diapun dapat menjadi konsultan pribadi kita saat menghadapi kesulitan profesi, kesulitan berkomunikasi, kesulitan bersabar, berdoa dll. Dan selain menjadi sesembahan, Diapun dapat menjadi Kekasih Sejati Anda. Benarkah? Anda masih bingung?
Untuk sementara ini, setidaknya cara pandang anda terhadap Allah tidak harus diwarnai presepsi figur kejam, figur yang terkesan minta disembah, bertindak sewenang-wenang sehingga sering membuat anda bingung karenanya. Allah jauh dari prasangka buruk semacam di atas. Allah sama sekali tidak membutuhkan kita semua, sekali lagi Allah sama sekali tidak membutuhkan kita semua sebaliknya, kitalah yang teramat membutuhkan Dia. Dia tidak sekejam yang kita duga, Dia tidak sewenang-wenang sebagaimana sering kita tuduhkan kepadaNya. Dia tidak gila hormat seperti yang mungkin sering kita pikirkan. Sekali lagi mungkin kita akan bertanya, benarkah kita dapat membangun hubungan yang lebih akrab? Benarkah? Demi Dia Yang Maha Mulia, demikianlah adanya. Dia jauh dari prasangka buruk semacam itu. Dia sangat-sangat mengerti kita. Dia Dzat yang sedemikian penyayang melebihi semua perkiraan kita yang percaya penuh bahwa Dia Maha Kuasa tapi kita sangsi betul bahwa Dia Maha Pemberi.
Pernahkah kita sedemikian yakin bahwa doa yang kita panjatkan akan Allah kabulkan? Jawabannya sangat jarang atau bahkan hampir tidak pernah!!! Pernahkah kita merasa begitu yakin bahwa usaha yang sedang kita tekuni akan mengalami kegagalan? Jawabnya, sering! Ironis bukan? Pada bab terdahulu telah diuraikan, akumulasi kekecewaan yang kita alami secara berkesinambungan akan menyebabkan timbulnya stress (ketegangan jiwa). Dalam kondisi semacam itu siapapun tidak akan bisa berpikir jernih. Siapapun cenderung marah, sensitif, dan kurang kooperatif. Jangankan mampu memahami kesulitan orang lain, persoalan yang dia alamipun tidak mampu la tangani. Perhatian dan konsentrasinya terserap habis oleh problemanya sendiri. Saran ataupun kritik keras akan sia-sia mengalihkan perhatiannya.
Dapat dipahami jika `nasihat halus' Allah yang dibisikkan melalui nurani hampir pasti tidak akan terdengar olehnya. Saran Allah terlalu halus untuk didengar dan dipertimbangkan. Padahal untuk membangun sebuah hubungan yang intim dengan Allah atau dengan siapapun, perlu adanya komunikasi dua arah yang intensif. Aktivitas relaksasi menjadi sarana yang konstruktif untuk tujuan di atas. Betapa tidak? Saat relaksasi, kita disarankan untuk mengabaikan seluruh lintasan pikiran yang coba mengganggu konsentrasi kita. Tentu saja yang mengganggu adalah urusan-urusan yang setiap harinya bergelut di sekitar kehidupan kita. Proyek, karir, keluarga, relasi, dll. jangan diusir secara paksa tapi jangan pula diterima dengan tapi diabaikan. jangan dibenci antusias, tapi diabaikan, dibenci jangan pula diterima dengan hormat. Sekali lagi diabaikan. Coba anda lakukan relaksasi selama 2 minggu, pagi sore masing-masing 10-1 5 menit.
Tampaknya mudah, tetapi kebanyakan gagal karena menganggap aktivitas ini cuma buang-buang waktu saja. Tetapi sekali anda sukses mempertahankan disiplin diri, anda akan menjadi terbiasa mengabaikan hal-hal yang tidak benar-benar perlu dan penting. Anda akan menjadi lebih mudah memusatkan perhatian pada sesuatu yang perlu dan penting. Misal, kepada Dia Yang Maha Mempesona. Saat segala urusan kecil menyingkir dari pikiran dan perhatian, anda menjadi berkesempatan memperhatikan hal-hal yang halus, lembut dan sederhana, yang sebelumnya jauh dari perhatian anda. Nurani anda lebih mudah tergugah oleh bisikan-bisikan lirih Allah. Anda menjadi lebih sensitif terhadap kebesaran Allah. Birunya langit pada hari ini tidak beda dengan mendungnya langit pada 2 hari yang lalu. Tetapi pada keduanya anda merasakan Kebesaran Allah. Mulut anda lebih mudah 'berbisik, Engkau benar-benar Maha Besar Ya Rabbi.
Bunga yang mekar pada hari Senin tetap terlihat sama indahnya dengan bunga yang layu . Tidak sia-sia Engkau ciptakan semua ini ya Allah. Subhanallah. Amukan angin topan, ledakan gunung berapi ataupun derasnya banjir kali ini akan terasa lain dalam pandangan -kita. Entah rencana indah apalagi yang tengah Engkau siapkan untuk kami ya Kekasih. Terima kasih, terima kasih ya Allah atas kenikmatan tiada tara ini. Tak pernah kami kira sebelumnya, kami dapat sebahagia ini tanpa harus bersentuhan dengan kemewahan dan kemegahan dunia. Cukup hanya memikirkan kebesaranMu. 'Allah Akbar! Allah menjamin siapapun yang senantiasa mengingati DiriNya akan memperoleh ketenangan jiwa dan ketentraman batin. Itu Pasti. Bila anda gagal mendapatkannya coba lagi dan coba lagi. Evaluasi adakah sesuatu yang kurang, sehingga haslinya belum maksimal.
Kondisl jiwa yang sedemikian tenang adalah kondisi yang cukup kondusif bagi ITB untuk bekerja secara optimal. Sulit dijelaskan, tetapi apa yang anda minta lebih mudah terpenuhi tanpa harus mengerahkan seluruh daya anda. Anda cukup berkata dalam hati, alangkah enaknya kalau siang-siang begini makan es buah, anda akan terkejut, bukan karena tiba-tiba dan langit turun es buah. Allah melayani anda dengan cara yang sangat halus dan lembut. Ada teman anda yang mengajak makan es buah, atau tetangga anda mengantar es buah.
Dalam kondisi normal anda tidak akan pernah mampu melihat bantuan tulus Allah ini. Anda Melihat sebagai suatu hal yang kebetulan. Dalam keadaan jiwa yang tenang, semuanya terlihat begitu jelas, betapa Allah diam-diam melayani kita dengan tulus. Dalam keadaan kalbu yang damai begitu banyak kebahagiaan yang dapat kita nikmati. Tanpa harus mengeluarkan dana jutaan rupiah. Indahnya mentari pagi. Syandunya gemerlap cahaya bintang di malam hari. Subhanallah. Alhamdulillah. Segala puji bagimu ya Allah. Penulis pernah meminta ITB agar listrik PLN kembali hidup setelah padam beberapa waktu, dan berhasil sebanyak 3 kali berturut-turut! Allah begitu pemurah sehingga bersedia meminjamkan kekuasanNya kepada salah seorang hambaNya ini. Pada awalnya permintaan-permintaan anda akan direspon setelah sepekan, misalnya. Setelah itu permintaan-permintaan anda yang sekelas akan direspon dalam 3 hari, kemudian menjadi 1 hari.
Kemudian berubah menjadi 5 jam. Saat interaksi anda denganNya sudah sangat dekat apa yang anda minta realisasinya menjadi semakin singkat. Dan jangan terkejut ketika suatu saat apa yang akan anda minta sudah Allah siapkan. Allah Akbar! Tidak menjadi penting berapa lama kebutuhan anda akan dipenuhi. Bahwa keluhan anda didengar dan direspon olehNya, ini sudah merupakan suatu kebahaglaan tiada tara. Bisa bertemu dengan presiden saja kita sudah senang, dan kall ini dengan pencipta kita. Allah Akbar! Segala puji seru sekalian alam bagiNya. Dapatkah anda bayangkan, kira-kira bagaimana perasaan anda saat hampir seluruh keinginan yang muncul Allah dengar dan penuhi? Jadilah Allah sebagar figur Penyayang. Anda akan merasa malu karena terlalu banyak meminta.
Anda kemudian menjadi lebih selektif dalam mengajukan permintaan. Betapa tidak? Orang lain kesulitan merasakan kasih sayang Allah, dan anda seperti dimanjakan. Jiwa anda melimpah dengan kebahagiaan yang membuncah. Anda lebih semangat berdoa bagi sesama. Orientasi anda tidak lagi pada diri sendiri tetapi memikirkan orang lain. Dalam tingkatan jiwa semacam ini tidak berarti anda tidak pernah berbuat salah atau dosa. Manusia tempatnya salah dan dosa.
Tetapi anda tidak khawatir dengan ampunan dariNya. Anda menjauhi laranganNya bukan karena takut neraka atau ingin sorga, tetapi merasa malu karena Allah telah bersikap sedemiklan baik kepada anda. Perbanyaklah relaksasi, meditasi ataupun dzikrullah, jangan anda cepat putus asa. Kesulitan anda dalam mendapatkan nikmat relaksasi dalam pengawasan Allah. Berbaik sangkalah padaNya. Insya Allah. Hubungan anda dengan Allah akan semakin akrab, dekat dan hangat. Selamat mencoba semoga berhasil.
Mari Kita Raih Akhir Yang Baik Dengan Dzikrullah
Ada beberapa kondisi kejiwaan seseorang di mana yang bersangkutan akan kehilangan kontrol terhadap kinerja pikirannya. Bahasa ilmiah kondisi kejiwaan yang dimaksud adalah level gelombang otak. Kondisi-kondisi kejiwaan tersebut antara lain adalah saat : seseorang sedang stress berat, sakit yang luar biasa, lapar luar biasa, letih luar biasa, pingsan, marah, gila alias terganggu pikiran atau jiwanya. Dalam situasi semacam itu akal pikiran benar-benar tidak berfungsi secara normal. Saat seseorang sedang mengalami ketegangan luar biasa, maka soal ujian yang sederhanapun tidak mampu dia jawab.
Saat ujian telah berakhir (keluar ruangan ujian), dengan mudahnya dia menemukan jawabannya. Beberapa waktu lalu ada lomba sentuh mobil (touch the car). Siapa yang paling lama menyentuh mobil tersebut akan mendapat hadiah yang berlimpah. Setelah melewati 2 hari 2 malam, 4 orang finalis sudah mulai mengalami halusinasi. Mereka seakan-akan mengalami kejadian tertentu. Misal, ada seseorang yang memberi mereka bunga, atau ada yang melihat hantu. Kenyataan yang ada mereka sedang berusaha mempertahankan pegangan pada mobil dan mencoba mempertahankan kesadaran yang mereka miliki. Tidak dapat dipungkiri manusia saat mengalami keletihan luar biasa (misalnya karena kurang tidur) akan kehilangan kontrol atas dirinya. Akal pikiran tidak lagi berfungsi.
Kakak seorang teman saya suatu hari harus menjalani operasi hemorid kalau kotoran manusia (maaf )yang sudah sedemikian lembek dan halus saja sudah dapat membuat anus kita berdarah-darah, apalagi jika pembuluh darah tersebut dipotong. Tentu saja sakitnya bukan main. Saat proses pembedahan dilakukan, dari mulut sang kakak tadi keluar dan berhamburan kata-kata kasar bergantian dengan keluarnya nama-nama hewan. Dalam kondisi normal, apa yang dikatakannya dapat membuatnya berurusan dengan polisi. Dalam kondisi demikian yang tidak sadar dengan apa yang diucapkannya.
Hal yang sama dapat menimpa orang yang sudah sangat lapar. Dia akan tampil beringas dan ganas. Akal sehatnya sudah lenyap. Begitulah seterusnya. Kondisi lainnya sepertl marah dan hilang ingatan akan berakibat pada tidak berfungsinya akal pikiran secara normal. Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu, saat akal tidak lagi mampu bekerja secara normal, secara otomatis ITB akan mengambil alih tugas tersebut. Saat seorang tidak sadarkan diri, yang menggerakan jantung untuk tetap berdenyut adalah ITB. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, bahwa saat ajal menjemput, seseorang akan mengalami rasa sakit yang luar biasa. Dengan demikian, itulah saat-saat kritis bagi seorang manusia. jika ITBnya berisi program-program tentang ketauhidan dan kemullaan akhlak, maka walau akal pikirannya tidak lagi berfungsi, yang meluncur dari mulutnya adalah kalimat-kalimat tahlil ataupun tahmid.
Jika sepanjang hidupnya seseorang jarang sekali menyebut-nyebut asma Allah atau kalimat tauhid, hampir dapat dipastikan, ia tidak akan dapat mengucapkan kalimat Laa Ilaha Illallah walau saat kesadarannya utuh ia bertekad akan mencoba mencurl kesempatan, sehingga saat ajal menjelang la berharap bisa mengucapkan kalimat indah tersebut. Itu adalah rencana akal pikirannya. Dan saat ajal menjelang, rasa sakit yang luar biasa bukan saja akan melumpuhkan rencana akal di atas, bahkan eksistensi akal sendiri boleh dikatakan lenyap. Jadi bagaimana mungkin kalimat tauhid tersebut dapat di ucapkan, kesadarannya sendiri telah lenyap.
Satu-satunya keajaiban yang mungkin adalah bantuan langsung dari Yang Maha Pemurah. Tanpa Dia mustahil adanya. Sebaliknya bila selama hidupnya yang bersangkutan membiasakan diri dengan dzikir kepada Allah, maka Insya Allah ucapan kalimat indah itu pada napas terakhirnya menjadi sebuah keniscayaan. Dan Allah Maha Adil. Setiap manusia akan memetik buah karyanya sendiri. Siapapun dapat meraih akhir yang baik asal membiasakan dzikir kepada Allah. Tidak ada pilih kasih. Jika selama hidupnya yang diburu hanya harta dan harta, kekuasaan dan kekuasaan, maka menjelang kepergiannya harta dan kekuasaanlah yang selalu disebut-sebut dan diingat. Dan bukan kalimat tauhid sebagaimana yang mungkin dia rencanakan saat akal pikirannya masih berfungsi normal.
Kini secara ilmiah fenomena di atas dapat diuraikan secara gamblang. Kini menjadi jelas betapa rencana dan sistem Allah tidak mungkin diakali oleh seorang profesor pun. Sayang, masih cukup banyak manusia yang lebih yakin kepada akal pikirannya dari pada petunjuk TuhanNya. Jika akal pikiran ini terlalu diforsir hanya untuk memikirkan bisnis, proyek besar, bagaimana memperbesar deposito, bagaimana membuat perusahaan baru kalau perlu tabrak sana tabrak sini, sogok sana sogok sini. Kalau pikiran ini hanya dipacu bagaimana merenovasi rumah mewahnya, bagaimana mengganti mobil mewahnya dengan mobil sejenis keluaran mutakhir.
Kalau selama hidupnya akal digunakan dan hanya digunakan untuk memikirkan bagaimana mengumbar nafsu seksual, bagaimana menghambur-hamburkan kekayaan yang diperolehnya. Kalau selama hidupnya ia seakan lupa bahwa ia memiliki Tuhan, bahwa ia memiliki saudara yang butuh bantuannya, bahwa ia punya tanggung jawab terhadap keluarga, bahwa ia perlu meluangkan waktu secara berkala untuk menghaturkan puji syukur kepadaNya. Dan itu tidak dilakukannya, bagaimana saat kematiannya tiba ia begitu berharap dapat mengucapkan kalimat tauhid. Menyedihkan bukan? Marilah kita perbanyak ingat dan ingat kepada Allah.
Resapi dengan penuh penghayatan, kalau perlu sampai tubuh ini berguncang, kalau perlu hingga air mata bercucuran, kalau perlu sampai badan ini tersungkur luluh ke lantai. Semuanya demi menghadirkan kebesaran Allah, kemuliaanNya di dalam kalbu kita. Semuanya demi merasakan betapa Dia sungguh-sungguh ada dan penuh perhatian dan sangat penyayang kepada kita. Semoga akhir kehidupan kita berujung dengan akhir yang balk, yaitu khusnul khotimah. Amin...
Saat Keinginan Kita Mengalami Kegagalan
Tiga hal yang menjadi ganjalan hati seorang hamba dengan Kholiqnya, yaitu saat permohonannya kepada Allah dirasakan tidak pernah direspon, saat segala sesuatu yang dikerjakannya selalu mengalami kegagalan, dan saat tahu bahwa kegagalannya dianggap murni merupakan kesalahannya, bukan merupakan campur tangan Allah. Menurut QS 2;2 tidak ada keraguan sedikitpun tentang kandungan Al-Qur'an, artinya ragupun tidak ada, dengan lain perkataan, semua firman Allah benar adanya. Pada QS 2;147. Kebenaran itu dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. Meyakini semua ini merupakan salah satu rukun iman.
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri ,dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu) Lihat QS :42;30. Sesungguhnya Allah tidak berbuat Zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. Lihat QS 10;44. Dari ayat-ayat tersebut di atas kita dapat berkesimpulan bahwa Allah tidak pernah secara sengala ingin megacaukan atau menghalang-halangi rencana manusia menuju kesuksesan. Setiap kegagalan adalah buah ketidak cermatan manusia dalam bekerja, dan bukannya Allah berbuat zalim. Istilah manajemennya, kegagalan disebabkan karena kurang profesional dalam bekerja. Benarkah demikian?
Thomas Alfa Edison penemu lampu bola pijar pertama, sebelum sampai pada karya monumentalnya, terlebih dahulu mengalami kegagalan sekitar 500 kali. Penemu formula masakan cepat saji KFC, sebelum menjadi masakan yang dikenal di seluruh dunia, di negerinya sendiri setidaknya 99 kali mengalami penolakan saat formulanya ditawarkan ke berbagai rumah makan (restaurant) di USA sana.
Saat sebuah perusahaan besar AS memasarkan produknya ke pasar dan mendapatkan hasil yang kurang menggembirakan, tim pemasarannya segera melakukan rapat evaluasi, melakukan berbagai analisa dan perbaikan menyeluruh atas setiap kekurangan yang mungkin jadi faktor penyebab kegagalan tersebut. Bagi mereka tidak perduli berapa puluh kali harus jatuh, tapi kemampuan untuk bangkit kembali menjadi lebih penting bagi siapapun. Negeri Matahari setelah kekalahan pada perang dunia ke-2, segera menggenjot para ilmuwannya untuk bekerja keras dan lebih keras lagi, sehingga kini negeri itu menjadi negara yang memiliki teknologi yang tidak kalah dengan negara penakluknya AS. Langkah jitu ini diikuti oleh negara Korea Selatan yang kini menjadi sangat maju dalam berbagai bidang, misalnya bidang otomotif, informasi, industri dsb.
Mereka adalah tipe manusia-manusia yang selalu mampu bangun setiap kali gagal dan terjatuh. Melakukan evaluasi, perbaikan dan kembali bekerja lebih keras lagi, merupakan prinsip mereka dalam berkarya. Allah malu bila untuk kegigihan seperti itu tidak diberi ganjaran sukses. Ini sebuah sunatullah lain. Siapa yang sungguh-sungguh, siap bekerja keras, siap melakukan evaluasi atas kegagalan yang telah terjadi, maka dia berhak atas kesusksesan. Sekalipun untuk itu mereka tidak pernah memohon kepada Allah. Allah dengan ke Maha Adil dan Maha PemberiNya tetap memberi, kesuksesan sekalipun mereka bukan kaum muslimin. Sebaliknya sekalipun kaum muslimin rajin berdoa, tapi malas bekerja, mudah patah semangat, apalagi bila berdoanyapun hanya sekali dan tidak yakin pula.
Demi menegakkan ke Maha Adilan-Nya dan dengan berat hati terpaksa apa yang dimohon muslim itu dibiarkan gagal. Jelas sudah saat doa atau keinginan kita gagal terwujud, bukan karena Allah tidak sayang pada kita. Murni kesalahan kita. Kesungguhan kita layak dipertanyakan, atau usaha kita mungkin kurang memadai, atau kita tidak pernah merencanakannya secara matang, dan yang paling sering, kita belum apa-apa sudah merasa tidak yakin akan dikabulkan Allah. Allah tidak memiliki kepentingan apapun atas hambaNya, dengan membedakan satu dengan yang lainnya. Allah tidak mungkin mengasihi si fulan lebih dari si fulano. Bila demikian, sama artinya perasaan Allah ikut bermain pada ciptaan-Nya sendiri. Maha Suci Allah darl hal yang demikian.
Satu-satunya parameter yang kita tahu membedakan kasih sayangNya adalah ketaqwaan seseorang, agar meraih cinta kasih Allah, dan inipun berlaku bagi semua muslim. Hal lain yang dapat menambah keyakinan argumentasi di atas adalah, seringnya Allah menjanjikan sorga bagi siapapun yang beriman dan beramal sholeh. Kita tahu sorga merupakan salah satu karunia terbesar Allah bagi kita para hamba-hambaNya. Bahkan Allah terkesan mengobral. Dunia beserta isinya dalam sebuah hadist disebutkan memiliki bobot tidak lebih dari seekor bangkai nyamuk.
Hampir tak berharga, nyaris tak memiliki nilai apapun. Karenanya Allah tidak begitu 'bergairah' menjanjikan kenikmatan dunia kepada para hambaNya. Dulu saat HM Suharto berkuasa, bila ada seorang calon gubernur yang favorit gagal mencapai kedudukannya, orang dengan mudah menduga bahwa keluarga cendana berada dibalik semua itu. Saat terjadi mutasi besar-besaran di tubuh ABRI yang lebih menguntungkan kelompok tertentu, orang pun akan menuding kearah Suharto. Saat terjadi penembakan misterius kepada para gelandangan lagi-lagi Suharto sebagai terdakwa. Saat seorang menteri mengalami kegagalan dan tidak mau turun, Suhartopun dituding yang memintanya.
Saat ekonomi negeri ini mengalami zaman keemasan sehingga sempat dijuluki macan Asia ke-4, Suharto juga yang memetik nama baik. Saat terjadi chaos beberapa tahun yang lalu dan mengakibatkan turunnya ia dari kursi kepresidenan orang tetap saja menduga bahwa chaos itu Suharto juga yang membuatnya.
Kesimpulan :
Kekuasan yang demikian besar bila dipegang oleh seseorang, mengakibatkan segala keberhasilan maupun kegagalan merupakan buah dari kreativitasnya. Tidak sedikit oknum-oknum tertentu mengaku sebagai wakil cendana, untuk memuluskan rencana bisnisnya. Peristiwa berdarah Tanjong Priok diyakini bukan merupakan ide Suharto. tetapi pangab saat itu yang justru ingin menjatuhkan wibawa Suharto di mata dunia internasional. Kalau seorang Suharto saja bisa menjadi muara dari segala tuduhan atas apa yang terjadi di Indonesia pada masa lalu, maka bagaimana dengan Allah yang memiliki kekuasaan tanpa batas?
Setiap keberhasilan seorang ataupun kegagalannya akan dengan mudah menggiring manusia pada dugaan bahwa ini murni basil kerja Allah. Benarkah demikian? Manusia satusatunya makhluk yang diberi kebebasan untuk bertindak, berdasarkan keinginannya sendiri. Allah sudah memiliki malaikat yang ditakdirkan penurut dan iblis yang pembangkang. Allah melarang manusia bunuh diri, tapi bila ybs memaksa terjun dari lantai 19 sebuah apartement Allah tidak akan melarang.
Tidak mungkin manusia ditakdirkan menjadi pembunuh, padahal DIA menganjurkan manusia menjadi makhluk yang penuh welas asih. Mungkin saja seseorang ditakdirkan mati terbunuh, tapi niat baik atau buruk yang membedakannya masuk surga atau masuk neraka. Misal, ia ketempat itu untuk memenuhi undangan lalu terbunuh, berati matinya dalam niat yang baik. Atau ia datang ketempat itu dengan niat melakukan kerja sama makar dan ditembak oleh orang-orang yang tidak menyukainya, berati la mati dalam kemaksiatan.
Niat baik atau niat buruk benar-benar kebebasan yang Allah berikan kepada manusia. Sekalipun setiap kegagalan yang dialami manusia murni merupakan kesalahannya sendiri, Allah cukup bermurah hati bila manusia itu mau bersabar. Allah siapkan reward atas kesabarannya menghadapi kegagalan. Dosanya diampuni, pahala disiapkan, jalan keluar dihamparkan baginya.
Kejadian ini ticlak ada bedanya dengan sikap seorang anak yang bersabar dan tidak mempersalahkan orangtuanya karena kegagalannya mendapatkan nilai raport yang baik. Orangtua dengan kasih sayangnya akan menghibur sang anak dan memberinya hadiah dan semangat untuk bangkit kembali. Kalaupun sang anak mempersalahkan mereka, karena orangtua karena gagal mendidiknya, orangtua tetaplah orangtua yang akan selalu menyayangi para anaknya.
Kesimpulan : Kegagalan seseorang meraih apa yang diinginkan, bukan karena doanya tidak dikabulkan, 100% merupakan kesalahannya sendiri. Allah dengan ke Maha AdilanNya membiarkan siapa yang sungguh-sungguh akan berhasil, dan yang tidak serius akan menemui kegagalan. Tetapi kalau yang bersangkutan ikhlas dan sabar menerima kegagalan itu, Allah akan memberinya kompensasi.
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah (atom), dan jika ada kebajikan sebesar zarrah Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar (QS 4:40) Firman Allah yang senada dapat dilihat pada QS 10;44. Uraian-uraian seperti di atas sebelum ini telah dipaparkan entah sudah berapa ratus kali oleh orang lain, akan tetapi tidak serta merta kita lantas menjadi bersemangat mengamalkannya. Prasangka buruk serta ketidak siapan kerja keras merupakan problema yang selalu menghantui kita.
Dunia Pentas Senda Gurau
Tidak banyak manusia yang menyadari betapa kiprahnya di dunia ini sangat lucu tidak beda dengan perilaku anak-anak. Dengan mudahnya iblis memperdaya mereka, persis seperti orang tua mempermainkan anak kecil. Semakin diingatkan semakin menjauh ia dari kebenaran. Bukankan anak kecilpun demikian? Semakin dilarang semakin ngambek. Gara-gara teman bermainnya makan roti coklat, ia menangis sejadi-jadinya kepada bundanya karena menginginkan hal yang sama.
Kita orangtuapun berperilaku seperti itu, gara-gara tetangga kita memiliki rumah yang bagus, atau memiliki beberapa mobil, atau memiliki kekayaan yang melimpah, kita menjadi tidak bisa akrab atau bahkan membenci mereka. Padahal bila tetangga kita menjalani kehidupan yang lebih miskin dari kita, belum tentu kita bersedia mengurangi beban mereka. Bukankah lebih elok bila kita merasa bersyukur atau gembira, paling tidak merasa lega bahwa tetangga kita hidup berkecukupan. Dengan demikian kita tidak perlu merasa berkewajiban menolong beban kehidupannya.
Kalau diteliti lebih jauh, ini lebih parah dari perilaku anak kita tadi. Mereka tidak benci dengan teman bermainnya, tapi menangis dan mengadu pada kita orangtuanya. Seharusnya kita tidak membenci tetangga kita, tapi rajin meminta pada Allah, dan tidak harus menyimpan rasa tidak suka kepada mereka para tetangga kita itu. Rasa tidak suka dapat pula ditujukan pada saudara kita yang sukses, atau pada rekan kerja kita yang berhasil membina karir. Tanpa sadar terkadang kita menghubung-hubungkan kekayaan mereka dengan tindak korupsi, tindak sogok menyogok.
Inilah ironi manusia yang pertama. Kita tahu benar bahwa kita semua milik Allah, dan akan kembali kepada Nya. Saat kita dilahirkan kita tidak memiliki apapun juga. Tetapi anehnya watak yang paling sulit dihilangkan dari diri kita adalah keinginan untuk memiliki sesuatu yang dilihat dan didengar.
Sulit bagi kita untuk memahami bahwa yang ada pada kita hakikatnya tidak lebih dari barang titipan, barang pinjaman yang setiap saat dapat diminta kembali oleh Pemiliknya kapan saja. Karakter yang satu ini bahkan lebih kuat dari keinginan untuk menikmatinya. Bila sekedar ingin merasakan enaknya naik mobil, apa sulitnya naik taksi. Kalau sekedar ingin makan enak, apa sulitnya pergi ke restaurant. Kalau sekedar ingin memakai baju mewahpun apa sulitnya pergi ke butik terkenal dan prestisius kemudian mencoba memakainya, tanpa harus membelinya. Kalau sekedar ingin merasakan naik pesawat terbang tidak akan sesulit bila kita berkeinginan memilikinya.
Penyakit yang satu ini bahkan terus membuat manusia seperti kehilangan tujuan hidupnya. Yang sudah memiliki TV 14" ingin yang 29". Yang sudah memiliki kijang pasti berangan-angan memiliki BMW Yang sudah memiliki deposito 1 milyar, pasti menginginkan buka usaha untuk melanggengkan kekayaanya. Dan seterusnya dan seterusnya. Intinya bila mungkin apa yang dilihat dan didengar manusia, tentang sesuatu yang dapat mengangkat martabat diri (menurut versinya) pasti ingin dimilikinya.
Padahal belum sempat mereka menikmati keinginan-keinginan tersebut mereka sudah mencanangkan keinginan baru yang lebih tinggi lagi. Belum sempat mensyukuri mobil kijang barunya, la sudah merencanakan beli marcedes bent versi terbaru hanya karena mendadak ia dipromosikan menjadi President Direktur perusahaan besar. Dalam hati, mereka menginginkan pujian sebagai orang yang sukses dalam berbagai bidang. Padahal jelas yang berhak dipuji hanya Allah saja.
Dalam sebuah hadist disebutkan, pujian itu selendang Allah, sungguh tak pantas manusia menginginkannya Kenapa harus memilikinya, kalau toh nantinya suka ataupun tidak ada yang mampu memaksa kita untuk melepaskannya. Ini sumber utama ketidak bahagiaan manusia, ingin memiliki segala sesuatu. Ini ironi yang kedua, tidak lucu memang, tapi cukup menyedihkan. Kenapa? Kita sering kesal melihat anak kita merasa tidak puas bila sekedar dipinjami mobil-mobilan anak tetangga, Padahal maunya dibelikan yang baru.
Bila kita perhatikan kehidupan orang kaya saat ini hampir mirip kehidupan orang tak berpunya tapi yakin setiap kebutuhannya dipenuhi Allah. Mereka tidak pernah lagi membawa uang dalam jumlah besar kecuali beberapa puluh ribu sekedar untuk uang parkir, uang bayar jalan tol atau uang bensin. Setiap pembayaran (selain yang barusan disebutkan) dilakukan dengan kartu ATM atau kartu kredit. Sekalipun mereka memiliki kekayan puluhan milyar, tapi uang itu tidak pernah mereka pegang secara riil. Untuk belanja harian pakai kartu ATM, sedang untuk barang mewah pakai kartu kredit, untuk beli mobil mereka gunakan mekanisma transfer.
Lalu apa bedanya dengan orang biasa yang juga tidak pernah memegang banyak uang ditangannya, tape Setiap kebutuhannya dipenuhi oleh Allah. Yang terakhir adalah menang dalam menimbun pahala, bekal untuk pulang kekampung akhirat, sementara yang pertama belum tentu demikian. Ini Imanusia yang ketiga . Mengapa manusia menginginkan kehidupan yang serba mewah dan wah, bila semua itu tidak menjamin kita terbebas dari persoalan hidup. Tidak ada satu keluarga pun yang terbebas dari problema kehidupan. Tidak yang kaya tidak juga yang miskin.Tidak pejabat tinggi tidak juga rakyat kecil. Tidak orangtua tidak anak muda. Tidak Direktur tidak juga cleaning service. Tidak manusia modern, tidak juga manusia zaman dulu.
Tidak umat tidak pula Rasul Allah. Bila manusia menyadari hal ini, tentu kita tidak perlu ngoyo. Mereka yang kaya raya tidak kalah rumit dengan persoalan mereka yang hidup dengan pas-pasan. Makan serba enak ternyata mengundang berjangkitnya penyakit seperti kolesterol tinggi, diabetes, tekanan darah meninggi. Mereka lupa bahwa organ-orang tubuh bila dibombardir dengan makanan-makanan lezat yang umumnya berlemak dan kurang berserat, akan mempercepat kerusakan orang-organ tubuh. Belum lagi kehidupan mereka mudah terseret dalam kehidupan jetset yang akrab dengan minuman keras, narkoba, kehidupan malam dan prostitusi. Bila ingin tetap dipandang masuk kelompok modern mereka tidak bisa tidak harus mau ikut dalam gaya kehidupan semacam itu.
Yang tidak memiliki landasan aqidah yang kuat dengan mudahnya terseret dalam kehidupan sesat. Manusia bila sudah cinta dunia dan emoh mati cenderung bergerak menuju kondisi seperti itu. Manusia itu piawai dalam hal bagaimana menikmati kehidupan dunia, tetapi bodoh dan lalai dalam hal bagaimana mempersiapakan kehidupan akhiratnya. Gagal mempersiapkan diri sama artinya 50% mempersiapkan kegagalan. Tidak beda dengan anak kelas 6 SD yang lebih memilih bermain-main sepuasnya dari pada giat belajar mempersiapkan masa depannya.
Kita bahkan lebih parah dari mereka, karena sementara kita sering berceramah seperti ini, mereka boleh dibilang tidak pernah melakukannya. Ini ironi manusia yang keempat.
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? - QS : 6-32
Generasi terdahulu seperti misalnya kehidupan para sahabat, sungguh dapat kita jadikan contoh dalam menjalani kehidupan ini. Mereka sangat paham bahwa kehidupan dunia ini penuh dengan senda gurau. Abdur Rachman bin Auf, salah seorang konglomerat di zaman Rasulullah, sedemikian khawatir dengan pengaruh kemewahan dunia, menyerahkan seluruh hartanya untuk pendanaan perang. Dia merasa terlepas dari tetek bengek keharusan mengurus bisnisnya. Allah memang seperti sengaja menitipkan kekayaan melimpah padanya, sehingga saat dia membalikkan sebuah batu, ditemukanlah keping-keping emas dalam jumlah banyak.
Kembali dia berurusan dengan kekayaan. Akhirnya is tunjuk seorang sahabat lain untuk mengurus amanah tersebut agar ia bisa lebih leluasa beribadah kepada Allah. Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali, keempatnya sempat saling menghindar dari jabatan Khalifah, sebuah jabatan yang mungkin melebihi kedudukan presiden saat ini. Karena saat itu jabatan khalifah termasuk mengelola negara taklukan. Satu-satunya yang mampu membuat mereka rela menerima kedudukan tersebut adalah tuntutan tanggung jawab. Mereka sedemikian ketakutan saat menerima amanah tersebut.
Kehidupan mereka justru menjadi jauh lebih sederhana dibanding sebelum menjabat sebagai khalifah. Umar bin Abdul Aztz yang merupakan cucu sahabat Umar, sempat disangka pedagang miskin karena penampilannya yang sedemikian sederhana. padahal sebelum itu ia adalah seorang menantu jutawan dengan kekayaan melimpah. Karena jabatan tersebut, la harus bersikap hati-hati, agar jangan sampai orang berpendapat kehidupannya yang serba cukup dikarenakan jabatannya tersebut. Hampir saja istrinya keberatan mengikuti gaya hidup sederhana yang ditawarkannya.
Maklum istrinya terbiasa hidup mewah. Bandingkan dengan tingkah polah umat muslim modern yang seakan berebut kedudukan dan harta. Bagi mereka berlaku semboyan bersyukur dalam menghadapi kemiskinan dan bersabar dalam menghadapi kenikmatan dan kekuasaan dan bukan sebaliknya. Boleh jadi kamu membenci sesuau, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesualu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. OS 2:216.
Allah Maha Bijak Maha Adil Dan Maha Mengetahui
Bila kita paham betul bahwa Allah Maha Pemberi, Maha Penyayang, Maha Bijak dan Maha Adil, kehidupan kita tidak dipenuhi kegelisahan. Sungguh rileks dan ringan, tanpa harus kehilangan peluang masuk syurga dan hidup bahagia. Kita tak perlu punya uang banyak bila saat memerlukan sesuatu Allah mengulurkan bantuan. Tak perlu punya rumah bagus kalau rumah yang ada sudah cukup melindungi kita dari panas terik, hawa panas dan dingin serta hembusan angin.
Tak perlu punya mobil bila setiap kita mau kita bisa naik mobil. Tak perlu makan daging tiap hari bila tiap ingin makan enak selalu tersedia. Makin daging tiap hari toh tidak baik untuk kesehatan. Tak perlu minder karena tidak mampu beramal lewat kekayaan, karena Allah tak mungkin menuntut demikian. Kesabaran kita dalam menjalani kehidupan yang serba kekurangan sudah merupakan potensi untuk menimbun pahala yang mampu mengantarkan kita ke surga. Insya Allah. Tak perlu cemas dengan kehidupan anak cucu kita kelak. Allah
Maha pemberi rizki. Buktinya sejauh ini kita tak pernah tidak makan dua hari berturut-turut, kecuali bulan puasa atau disuruh dokter karena keperluan medis. Kita dengan seluruh problema yang melekat sungguh milik Allah dan akan kembali kepadaNya. Tak perlu risau tentang masa depan anak cucu kita, Allah menjamin kehidupannya. Tak perlu risau bila anak menjadi sedemikian durhaka sepanjang kita sudah mendidiknya dengan sungguh-sungguh. Keikhlasan kita menghadapi semua itu sudah merupakan prestasi bagus dihadapan Allah.
Tak perlu menjadi kaya bila dengan kekayaan itu kita justru menjadi bakhil dan gelisah. Tak perlu menjadi terkenal bila karenanya kita menjadi tidak bebas. Tak perlu terlihat begitu alim dimata orang bila karenanya justru membuat kita menjadi ujub dan cenderung riya'. Tak perlu risau bila anak kita cacat, bodoh, tak berjodoh, miskin dan kita tak berdaya? Allah akan mengambil alih tanggung jawab itu. Seharusnya memang demikian. Tidak seharusnya beban seberat itu coba kita pikul. Kapasitas kita hanya berusaha sungguh-sungguh, meluruskan niat dan bertawakal
Karena hasilnya 100% hak prerogatif (veto) Allah. Bukankah Allah sendiri tak pernah menuntut hambaNya tentang hasil? Kita hanya dituntut ikhlas dalam menerima nasib yang bagaimanapun. Pendek kata, kita tidak perlu terkesan baik di mata manusia sepanjang dalam pandangan Allah kita sudah berusaha menjalankan apa-apa yang dianjurkan dan menjauhi apa yang dilarangNya. Dalam menjalankan syariatNya tidak harus sempurna, tidak harus tanpa salah, sepanjang kita sudah berusaha dengan sungguh-sungguh menyempurnakannya. Allah memberi kompensasi ampunan untuk setup dosa yang kita lakukan sepanjang tidak gengsi memintanya.
Amal baik dan amal buruk pada awalnya sama sulinya untuk dikerjakan, oleh karena itu perlu dibangun kebiasaan luhur dan mulia, sampai ia menjadi rutinitas dan menjadi sifat kedua kita. Awalnya kita sulit benar berbohong, tapi lambat laun menjadi ringan bila kita sering melakukannya. Bicara kasar awalnya mengejutkan nurani. Tapi karena sering dilakukan, ia menjadi kebiasaan yang ringan dilakukan. Tersenyum pada setiap orang, beramal sholeh, berprasangka baik, sholat tahajud, puasa sunnah, sabar, memaafkan orang yang kita benci, ikhlas menerima kehidupan, hidup sederhana dan perilaku terpuji lainnya pada awalnya sangat-sangat berat dilakukan.
Akan tetapi pada kesempatan berikutnya Allah memberikan kemudahan dan dukungan moril.
Tidak perlu takut gagal dan takut tidak sempurna juga tidak perlu takut bila mesti jatuh lagi ke tabiat yang lama. Sepanjang kita terus menerus ingin dan ingin bergerak kearah yang positif, peluang menjadi hamba Allah yang taat selalu terbuka. Setiap kebaikan yang kita lakukan berbuah kebaikan baru. Pada dasarnya modal kita hanya niat baik, kemauan yang sungguh-sungguh dan keyakinan bahwa Allah merestui setiap kebaikan dan kesuksesan. That's all. Apalagi yang diperlukan? Biarlah Allah yang menyempurnakanNya.
"Sekian Terimakasih, Semoga Bermanfaat"
Syukurlah sob kalau menyebarkan ini. Semoga bergona bagi banyak rekan.
BalasHapusMari kita pelajari bersama.
BalasHapus