Akhir-akhir ini masyarakat seperti terkena demam speedline sebuah bisnis yang lagi booming yang dapat melipatgandakan uang menjadi tiga kali dalam 100 hari.Khususnya di sini di daerah batam saya sempat tergiur juga dengan iming-iming perolehan dari bisnis tersebut.Bisnis tersebut bukan hanya bisa dijalankan secara online tapi juga bisa di jalankan secara offline seperti teman saya yang mendaftar nelalui temannya dengan hanya bermodalkan fotokopy KTP dan nomor telepon serta uang ia dapat juga ikut bisnis tersebut.
Bisnis tersebut memang sudah membuktikan bahwa bisa membuat sukses salah satunya eko sulung dari batam yamg pertama kali mengenalkan bspeedline di indonesia katanya ia dulu penjual sate sekarang ia sudah sukse bisa beli BMW.Saya pengen juga namun saya ragu lalu saya coba googling mencari informasi tentang speedline,diantara para pemuja speedline saya menemuka sebuah website yang mengatakan bahwa speedlinepenipu atau scam,kenapa?speedline katanya dari U.K London tapi dilihat di alexa traffiknya kebanyakan dari malaysia dan indonesia.Mereka menyimpulkan bahwa speedline bukan dari london tapi malaysia.Dan di websitenyapun juga tak pernah disebutkan pemilik dan teamnya lalu siapa yang mau bertanggung jawab.
Dan tadi saya sempat membaca surat kabar Batam Pos online yang semakin menandakan bahwa speedline scam.Berikut isinya:
Seorang member membuka halaman website Speedline. Sudah sepekan website itu tak bisa diakses lagi oleh pemilik akun.
Warga Batam sempat dilanda demam Speedline beberapa bulan terakhir. Ribuan warga berbondong-bondong menjadi member bisnis investasi dunia maya itu. Namun belakangan member Speedline dibikin pusing karena lamannya susah diakses.
Sambil terus menghisap rokoknya, Nico berkali-kali mencoba mengakses akun pribadinya di situs Speedlineinc.com saat berada di sebuah cafe, Jumat (14/10). Namun berkali-kali pula dia gagal.
Wajah Nico terlihat makin cemas. Sudah dua pekan terakhir, situs Speedline memang sedang bermasalah. Para investor (member), khususnya di Batam, tidak bisa memantau dengan baik perkembangan bisnis online mereka.
“Paling sebentar lagi normal kok,” ujar Nico, menghibur diri.
Sebagai member baru, Nico mengaku was-was karena dirinya belum balik modal. Kecemasan Nico makin memuncak seiring munculnya spekulasi, masalah di situs Speedline ini merupakan pertanda Speedline akan tutup.
Nico bergabung dengan Speedline sejak Juli 2011. Total investasi yang telah ia setor ke Speedline sebesar Rp23.250.000. Dengan nilai investasi itu, Nico memegang 2 pin Diamond, 1 pin Platinum dan 3 pin Gold. Sesuai dengan yang dijanjikan pihak Speedline, modal member akan menjadi dua kali lipat dalam 100 hari kerja.
“Kira-kira akhir Desember saya akan balik modal. Mudah-mudahan belum tutup,” ujar Nico penuh harap.
Ramdani tidak kalah ketar-ketir. Pria yang sehari-hari menekuni usaha kuliner ini mengaku sangat cemas kalau Speedline akhirnya tutup. Sebab investasi yang telah ia setor cukup fantastis, yakni Rp125 juta. Sedangkan dirinya baru menerima komisi sekitar 40 persennya saja.
“Saya bingung sekarang, Saya tidak tahu harus mengadu kemana,” ujar bapak dua anak ini.
Nasib Anang lebih mujur. Meskipun dirinya telah berinvestasi di Speedline sekitar Rp300 juta, namun kini dirinya sudah berhasil menikmati hasilnya. Bukan hanya balik modal, Anang bahkan telah menikmati profit sekitar 60 persen dari total investasi.
Meski begitu, Anang tetap merasa dirugikan jika akhirnya Speedline tutup. Sebab modal awal investasi jelas tidak bisa diambil. Selain itu, Anang juga masih memiliki harapan bisa meraup pundi-pundi kekayaan yang lebih besar lagi dari bisnis online yang bermarkas di Inggris itu.
“Saya tetap khawatir kalau Speedline tutup. Karena seharusnya saya masih bisa menikmati keuntungan yang lebih banyak lagi,” katanya.
Sementara itu, Head of Capital Market Information Centre PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Batam, Marco Poetra Kawet, mengatakan bisnis investasi online sejenis Speedline ini, sangat tidak dianjurkan. Alasannya jelas, yakni faktor keamanan.
Bisnis investasi online, kata Marco, jelas tidak memiliki badan hukum. Sehingga jika sewaktu-waktu terjadi konfrontasi keuangan, nasabah tidak bisa menggugat melalui jalur hukum. Apalagi, rata-rata pemegang domain bisnis online ini berdomisili di luar negeri.
“Seperti Speedline ini. Pusatnya di Inggris, kalau ada masalah kan repot. Nggak mungkin kan nasabah ke Inggris. Jadi Speedline ini sangat tidak aman,” kata Marco, kemarin.
Menurut Marco, Speedline merupakan bisnis yang bermain foreign exchange (nilai tukar mata uang) dan emas. Untuk menjalankan bisnis tersebut, mereka mengumpulkan dana dari masyarakat di sejumlah negara. Seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Komisi yang selama ini diberikan kepada member berasal dari uang member baru, bukan dari profit bisnis forex dan emas Speedline itu.
Untuk itu, Marco mengimbau supaya masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan iming- iming komisi bisnis tersebut. Sebab bisnis ini sama sekali tidak aman.
“Untuk apa berinvestasi kalau tidak dapat untung tapi malah buntung,” katanya.
Secara umum Speedline menawarkan beberapa paket investasi yang cukup menggiurkan. Misalnya paket Gold senilai Rp1,5 juta. Dengan paket ini investor akan menerima profit harian sebesar 2 persen. Profit ini akan terus diberikan setiap hari hingga 100 hari kerja. Jadi di akhir kontrak, uang investor bisa berlipat menjadi 200 persen atau sebesar Rp3 juta.
Paket lainnya antara lain paket Platinum senilai Rp3.750.000 dan paket Diamond senilai Rp7,5 juta dengan profit 2.5 persen dan 3 persen per hari. Kontrak hanya 100 hari, bisa diambil sewaktu-waktu selama bonus harian sudah masuk (dibutuhkan waktu 7 hari setelah aktivasi paket investasi), dan profit ini diklaim jauh lebih besar daripada bunga deposito.
Selain itu, bisnis ini juga menawarkan bonus dari jaringan. Sistemnya mirip dengan bisnis multi level marketing (MLM) konvensional yang selama ini sudah dikenal di Indonesia.
Catut Pejabat
Dikabarkan akan segera bangkrut, bisnis investasi online, Speedline, justru semakin agresif menggaet nasabah baru. Tak jarang para member mencatut nama sejumlah pejabat untuk meyakinkan calon nasabah baru.
Salah satu nama pejabat yang sering dicatut adalah Rudi, Wakil Wali Kota Batam. Nama Rudi sering ‘dijual’ dalam beberapa acara presentasi Speedline. Disebutkan, Rudi telah lama menjadi nasabah Speedline dengan nilai investasi mencapai Rp1 miliar.
Namun Rudi membantah. Kepada wartawan koran ini Rudi mengaku tidak pernah kenal dengan bisnis investasi online tersebut. “Saya tegaskan, itu tidak benar. Bahkan saya tidak tahu, benda apa Speedline itu,” kata Rudi gusar, Jumat (14/10).
Rudi malah mengimbau supaya masyarakat berfikir ulang jika ditawari bergabung dengan bisnis investasi online, khususnya Speedline. Sebab, kata Rudi, bisnis online tersebut terlalu berisiko bagi nasabahnya. “Kalau mau bisnis yang riil saja,” kata Rudi.
Rudi juga meminta para pelaku bisnis online ini tidak mencatut nama tokoh atau pejabat untuk menarik nasabah baru. Dikhawatirkan ini akan menjadi jebakan bagi masyarakat, khususnya kalangan awam. (suparman)
Sumber: Batampos.co.id
Dan saya sangat bersyukur karena Tuhan telah menyelamatkan uang saya.Memang dalam memilih bisnis kita musti hati-hati perlu di cek pemilik alamat kantor,penanggung jawab dan lain sebagainya dan yang lebih penting lagi kita harus rajin mencari informasi tentang bisnis yang akan kita jalani.
Semoga bermanfaat!!!
Ada Apa dengan Speedline?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sekarang bisnis online semakin marak, wajib waspada agar tidak tertipu dengan bisnis online yang tidak dapat dipertanggungjawabkan :)
BalasHapussetuju aku gan
BalasHapuskita memang harus hati-hati dalam memilih bisnis yang akan kita ikuti
alhamdulilah terselamatkan gan
BalasHapusSCAM itu memang resiko buat para pecinta bisnis online...
BalasHapusbisnis asuuu yo bangkrut....asuna mlayu2...kae
BalasHapus